Kamis 13 Oct 2011 18:17 WIB

Kemenlu Bilang Tapal Batas Camar Bulan Tak Bergeser Hanya Terendam, Priyo Meragukan

Rep: Mansyur Faqih/ Red: Siwi Tri Puji B
Tanjung Datu, Kalimantan Barat, yang berbatasan dengan Malaysia.
Foto: Google Map
Tanjung Datu, Kalimantan Barat, yang berbatasan dengan Malaysia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Wakil Ketua DPR RI, Priyo Budi Santoso meragukan perkataan Menteri Luar Negeri, Marty Natalagawa, kalau tapal batas Camar Bulan bukan digeser, melainkan rusak dan terendam air laut. Menurut Priyo, yang ditemukan tim Komisi I jelas-jelas digeser, bukan rusak.

"Kok pemerintah kita sudah-sudah mengibarkan bendera putih dan mengakui asumsi Malaysia bahwa itu batas alam. Padahal peta kita zaman kolonial yang lebih asli lebih murni," paparnya.

Ia meminta kepada pemerintah agar tidak beralasan konservatif dan mengatakan masalah pergeseran tapal batas negara di Camar Bulan, Sambas, Kalimantan Barat sebagai status quo. Secara tegas ia meminta pemerintah untuk melakukan langkah luar biasa untuk menjaga tanah air.

‘’Kemarin pimpinan Komisi II sudah mengirimkan surat yang langsung saya setujui untuk kunjungan lapangan dari Komisi I dan II untuk melacak kembali daerah-daerah perbatasan yang patoknya digeser di Kalbar hingga Kaltim,’’ katanya, di gedung DPR, Jakarta, Kamis (13/10).

Alasan konservatif yang dikatakan Priyo yakni menganggap masalah ini sebagai masalah biasa. Apalagi, ia mengaku mendengar kalau tim negosioator Indonesia mengalah hanya karena masalah ini merupakan batas alam."Saya pikir perlu dikoreksi kembali siapa negosiator kita itu," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement