REPUBLIKA.CO.ID, LUBUKBASUNG - Peneliti Stasiun dan Ahli Teknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Kabupaten Agam, Sumatera Barat, melestarikan biota asli Danau Maninjau agar tidak terancam punah.
"Kami melakukan pelestarian dengan cara membudidaya biota asli Danau Maninjau. Seperti jenis ikan rinuak dan pensi di kantor penelitian Stasiun dan Ahli Teknologi LIPI Bayur Kecamatan Tanjung Raya," kata Peneliti Stasiun dan Ahli Teknologi LIPI Agus Hamdani, di Lubukbasung, Senin.
Saat ini kata dia, biota asli Danau Maninjau yang dibudidaya sudah berkembang dengan baik.
Menurut dia, jika tidak dilakukan pembudidayaan, maka biota asli Danau Maninjau ini akan menjadi punah karena biota tersebut banyak yang mati disebabkan tuba balerang.
Tuba balerang tahun 2009 mengakibatkan biota asli danau banyak yang mati, sehingga harga di pasaran juga turun sebesar Rp5.000 per kg.
"Tuba balerang yang terjadi tiap tahun, tidak hanya mengakibatkan kematian biota asli Danau Maninjau, melainkan juga ikan mas, nila dan mujahir," katanya.
Selain akibat tuba balerang, penyebab punahnya biota ini juga faktor masyarakat yang melakukan penangkapan secara berlebihan dan mereka tidak bisa merawat biota ini dengan baik.
Ini katanya yang sering terjadi saat masyarakat melakukan penangkapan, bagi ikan jenis rinuak dan pensi berukuran kecil, masyarakat membuang ke darat sehingga mengakibatkan kematian. "Sebaiknya ikan berukuran kecil ini dilepaskan kembali ke perairan, sehingga ikan ini akan berkembang biak," tambahnya.
Ia menambahkan, ikan rinuk dan pensi ini hanya berkembang biak di Danau Maninjau, karena dua spesies ini merupakan biota asli Danau Maninjau.