REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN - Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengemukakan bahwa 'reshuffle' atau perombakan kabinet yang akan dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), tidak terpengaruh oleh koalisi Partai Demokrat dengan parpol lainnya.
Ditemui saat mengikuti acara jalan sehat HUT Partai Demokrat di Madiun, Jawa Timur, Ahad (9/10), ia mengatakan, Presiden bisa mengangkat menteri dari latar belakang apa pun tanpa melihat calon menteri berasal dari partai satu atau partai lainnya.
Menurut ia, hal terpenting dari perombakan itu adalah calon menteri harus mumpuni dalam bidang yang akan diembannya. "Reshuffle kabinet itu bertujuan untuk penataan kinerja pemerintah sehingga tidak perlu ada dikotomi menteri dari partai ini atau partai lainnya. Hal itu sesuai prinsip pemerintahan yang presidensil," ujarnya.
Ia menambahkan, Presiden sangat berkepentingan agar menteri-menteri yang dipilih memiliki kinerja yang bagus. "Oleh karena itu, biarkan Presiden menyusun kabinetnya tanpa dipengaruhi oleh tendensi apa pun," tambahnya.
Anas Urbaningrum juga mengatakan, melalui reshuffle kabinet akan terbentuk format baru yang lebih segar dan diharapkan pemerintah yang ada pada tiga tahun ke depan akan lebih efektif dan produktif.
"Biarkan Presiden merombak dan menyusun formatnya sendiri. Kita serahkan sepenuhnya kepada beliau," tegas Anas.
Kendati demikian, pihaknya menyebutkan bahwa koalisi partai tetap berjalan sebagai bentuk komitmen awal partai untuk menjalankan pemerintahan yang baik. "Sudah selayaknya koalisi parpol memberikan dukungan dan tidak menekan Presiden soal reshuffle kabinet," katanya.
Disinggung soal kemungkinan adanya sejumlah menteri dari Partai Demokrat yang ikut dirombak, Anas Urbaningrum menyerahkan semuanya kepada Presiden. "Serahkan semuanya kepada Presiden. Biarkan beliau membentuk formasi yang baik untuk meningkatkan produktivitas pemerintahan yang ada," kata dia.