Rabu 05 Oct 2011 18:13 WIB

BNPT: Ancaman Terorisme Cukup Besar

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Stevy Maradona
Kepala BNPT, Ansyad Mbai
Foto: Antara
Kepala BNPT, Ansyad Mbai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai mengatakan, peluang aksi terorisme cukup banyak karena potensinya sulit diukur. Apalagi tindakan para teroris itu meski daya ledaknya sedikit, tapi dampaknya sangat besar.

Seperti peladakan bom geraja di Solo bulan lalu, meski yang meninggal hanya seorang, namun menimbulkan kekhawatiran keamanan di seluruh Indonesia.

Ditambah kelompok radikal yang mengancam negeri ini jumlahnya belasan membuat BNPT selalu siaga. Apalagi sebanyak 15 DPO teroris yang dipublikasikan Mabes Polri membuatnya yakin ancaman terorisme masih menghantui Indonesia. "Ada dari jaringan Cirebon, Solo, Ambon, dan Poso. DPO ini sedang dikejar dan dicari," kata Ansyaad di gedung Jakarta Media Center, Rabu (5/10).

Ia menyebut, seluruh aksi teror di Indonesia itu berkaitan satu sama lain. Kalau dipetakan, kata Ansyaad, ancaman itu berasal dari kelompok Cirebon, Solo, Medan, bulatan Sulawesi Tengah, dan Ambon. Adapun untuk daftar nama, masih ada orang yang merangkap daftar kelompok teroris di beberapa tempat.

Untuk mencegah berkembangbiaknya jaringan teroris, pihaknya membuka lima pusat kegiatan, dan sudah bermitra dengan 25 organisasi untuk melakukan deradikalisasi di seluruh Indonesia. Idealnya, menurut dia, semua teroris itu diajak ketemu dan bicara dari hati ke hati, tapi hal itu susah dilakukan.

"Mereka diundang tak datang, terpaksa harus didatangkan dengan cara penangkapan. Setelahnya kami ajak bicara. Ini cara kami membendung terorisme," ujar Ansyaad.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement