REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Indonesia akan terus menyempurnakan sistem Pemilihan Umum untuk mendorong kehidupan demokrasi yang semakin berkualitas. Menurut Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, pemilu yang semakin baik dan berkualitas, ditentukan oleh lima hal utama.
Pertama yakni sistem pemilu yang tepat dan mencerminkan rasa kebebasan dan keadilan. Kedua kelembagaan penyelenggara pemilu, dalam hal ini, Komisi Pemilihan Umum yang kredibel.
Ketiga manajemen pemilu, termasuk pelaksanaan, penghitungan suara dan pengawasan pemilu yang benar-benar dan efektif. Keempat kesadaran dan pengetahuan masyarakat untuk menggunakan haknya
dan dapat berpartisipasi dalam pemilu dengan baik. "Kelima, khusus bagi young democracy, keberhasilan pemilu juga tercermin dari ketertiban pemilu itu, tanpa kekerasan, dan aksi-aksi yang anarkis," katanya.
Sejak 13 tahun yang lalu, lanjut SBY, Indonesia tengah berada dalam proses transformasi, reformasi dan demokratisasi. Dalam ‘era baru’ tersebut Indonesia telah melaksanakan tiga (3) kali pemilu, yaitu Pemilu tahun 1999, Pemilu tahun 2004, dan Pemilu 2009. Ketiga pemilu yang diselenggarakan secara reguler setiap lima (5) tahun itu, telah berjalan secara damai, bebas, adil dan tertib.
“Boleh dikata, Indonesia mengalami proses pasang-surut dan juga trial dan tribulations. Proses panjang inilah yang mengantarkan demokrasi Indonesia sekarang ini pada tingkat yang lebih matang dewasa ini,” ujar SBY.
Menurut SBY meski demokrasi merupakan nilai-nilai global tetapi tidak bisa dipaksakan dari luar. Bentuk demokrasi yang dijalankan oleh sebuah bangsa juga tidak dapat didiktekan dari bangsa manapun.