REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Anggota Komisi I, DPR RI Susaningtyas Kertopati, mengatakan, penggunaan kredit ekspor untuk memenuhi alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI sebaiknya dibarengi dengan transfer teknologi.
"Kredit ekspor tersebut harusnya disertai dengan transfer teknologi. Maksudnya abal-abal yaitu kredit ekspor tanpa alih teknologi yang jelas dan mumpuni. Kita jangan sampai mengalami komitmen tak jelas dengan pihak pemberi kredit ekspor tersebut," kata Susaningtyas atau Nuning di Gedung DPR RI.
Ia juga mengingatkan pemerintah untuk tidak mudah menggunakan pinjaman luar negeri tersebut.
"Seyogyanya pemerintah mulai berhati-hati dengan pinjaman luar negeri itu. Kredit export abal-abal harusnya jangan ada lagi," kata politisi Hanura itu.
Ia menyebutkan, semestinya dana besar yang didapat dari APBN untuk pembangunan pertahanan negara harusnya digunakan secara imbang antara property dan prosperity bagi prajurit.
"Karena pemenuhan kesejahteraan prajurit adalah tanggung jawab moral pemerintah. Jangan sampai pembelian alutsista itu lebih besar daripada untuk kesejahteraan dan harus sesuai dengan rencana jangka pendek, menengah," kata dia.