Rabu 14 Sep 2011 16:19 WIB

Investigasi Bentrok Ambon, Mabes Polri Kirim Lagi Tim Khusus

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Polri mengirim penyidik ke Ambon pasca bentrok antarwarga yang terjadi pada hari Minggu (11/9). "Saya mengirim kembali Brigjen Pol Roni Sompi untuk ke sana bersama-bersama-sama penyidik lain untuk mengungkap apa semua yang terjadi," kata Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Kabareskrim) Polri, Komjen Pol Sutarman di Jakarta, Rabu (14/9).

Sebelumnya Mabes Polri juga telah mengirim satu tim yang berjumlah 13 orang ke Ambon yang dipimpin oleh Kombes Pol Wahyu, untuk menstabilkan situasi dan kondisi di Ambon. "Hasil penyidikan sementara karena adanya perbedaan persepsi penilaian tentang kasus kecelakaan yang terjadi, mungkin seseorang menghembuskan isu pembunuhan, bisa jadi seperti itu," kata Sutarman.

Polri saat ini, masih melakukan penyidikan siapa yang menghembuskan isu seperti itu, sehingga timbul terjadi kekerasan yang mengakibatkan korban meninggal tujuh orang, katanya. "Jika penyidik yang ke sana belum melakukan otopsi, maka tim yang datang ke sana akan otopsi ulang bila penyebab kematiannya masih dianggap meragukan," kata Sutarman.

Jumlah keseluruhan korban meninggal dunia sebanyak tujuh orang, sedangkan luka-luka jumlahnya 65 orang, dua di antaranya anggota Polri dan 63 orang adalah warga sipil.

Masalah sebenarnya adalah kecelakaan murni, yakni Darmin Saiman, seorang tukang ojek mengalami kecelakaan lalu lintas di kawasan Gunung Nona, Kecamatan Nusaniwe, pada Sabtu malam dan ditolong keluarga Tatuhey, yang membawanya ke rumah sakit, tapi korban meninggal dalam perjalanan, katanya.

Bentrokan antarwarga pertama kali terjadi di kawasan Mangga Dua, sesudah pemakaman jenasah Darmin pada hari Minggu (11/9) dan akhirnya terjadi saling lempar antarwarga serta pembakaran empat sepeda motor dan satu mobil penumpang di Mangga Dua.

Bentrokan itu kemudian merembet ke beberapa tempat di Ambon, di antaranya tanah lapang kecil dan perempatan tugu Trikora.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement