REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menko Polhukam, Djoko Suyanto, mengharapkan pemerintah daerah dan pemuka agama serta tokoh masyarakat di Ambon dapat segera melakukan sejumlah langkah untuk menyelesaikan insiden antarwarga di ibu kota Provinsi Maluku itu yang berlangsung Selasa subuh (15/5) sehingga dampaknya tidak meluas.
Djoko Suyanto di kompleks Istana Presiden Jakarta, Selasa (15/5), usai mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima kunjungan Presiden Republik Demokratik Rakyat Korea atau Korea Utara, Kim Yong Nam ,mengatakan sudah mendapat laporan dari Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu.
"Tadi pagi Gubernur telepon saya. Memang itu sebenarnya tiap tahun ada acara itu hari ulang tahun Pattimura. Selalu ada arak-arakan. Mudah-mudahan ditangani dengan baik," katanya.
Menko Polhukam mengatakan telah meminta para tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk berkumpul sehingga peristiwa itu tidak meluas. "Tadi saya minta mereka kumpul kembali para tokoh agama, tokoh adat, pimpinan daerah. Sudah tidak berkembang, sudah baikan. Mudah-mudahan tidak berkembang," katanya.
Tahan diri
Sebelumnya, Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu mengimbau warga kota Ambon khususnya dan Maluku secara umum untuk menahan diri serta tidak terpancing dengan insiden bentrokan antarkelompok warga di kawasan Negeri Batu Merah dan Mardika, Selasa pagi.
"Mari kita jaga kondisi dan situasi keamanan tetap kondusif. Untuk itu, saya mengimbau warga kota Ambon dan Maluku pada khususnya menahan diri dan tidak terpancing dengan insiden bentrokan di perbatasan Mardika," kata Gubernur Ralahalu, usai perayaan HUT Pattimura ke-195, di Ambon, Selasa.
Insiden Mardika mengakibatkan sekitar 50-an orang terluka karena terkena serpihan yang diduga bom yang dilempar OTK, serta terkena lemparan batu dan benda tajam lainnya saat warga sedang menonton arak- arakan obor Pattimura, Selasa subuh.
Para korban kebanyakan mengalami luka berat dan ringan di daerah tungkai kaki dan paha, punggung serta bagian wajah, seluruh korban kini sedang menjalani perawatan intensif di sejumlah Rumah Sakit (RS) antara lain Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Haulussy Ambon, 23 orang, RS Sumber Hidup (8) orang, RS Bhakti Rahayu, 11 orang, RS Al Fatah Ambon tujuh orang serta satu korban dirawat di RS Dr Latumeten.