REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Nama orang dekat Menakertrans Muhaimin Iskandar yang disebut oleh tersangka kasus suap Dana PPID Transmigrasi, Sindu Malik, diketahui memang sudah sering mendatangi kader Partai Kebangkitan Bangsa untuk menawari berbagai proyek anggaran kementerian. Peran Sindu Malik sebagai calo anggaran sangat diketahui oleh Lily Chadijah Wahid, yang pernah ditawari oleh Sindu.
"Pertemuan terakhir kira-kira April-Mei lalu. Dia sering menawari saya seperti itu. Memang dia calo anggaran," ujar Lily usai menggelar konferensi pers di Gedung DPR RI, Selasa (13/9). Yeni pun yakin Sindu juga mendatangi kader PKB lainnya untuk menawari hal serupa.
Lily menyebutkan, setiap menawarkan proyek, Sindu telah mematok biaya 7,5 persen dari nilai proyek yang akan dibantunya. "Dipotong 7,5 persen untuk keuangan, kalau nanti Ibu mau menambahi untuk PKB, ya Ibu tambahi saja," ucap Lily menirukan kata-kata Sindu yang pernah didengarnya.
Besaran 7,5 persen yang diminta Sindu akan menjadi plafon bagi mark-up nilai proyek yang ditawarinya. Jika tawarannya diambil, maka nilai proyek akan kembali di mark-up lebih besar untuk memenuhi bagian pihak lain. Tetapi Lily menegaskan bahwa dirinya tidak pernah menerima tawaran Sindu. "Dari oroknya saya sudah begitu, enggak pernah begitu-begituan," tuturnya.
Proyek-proyek yang ditawari sindu, kata Lily, merupakan program kementerian yang dialokasi untuk daerah. Peran calo anggaran dimainkan Sindu saat dirinya masih menjabat di Kementerian Keuangan. Lily Wahid mengatakan bahwa diantara kader PKB lainnya, dirinya yang pertama kenal dengan Sindu Malik. "Teman kita, kan banyak di Depkeu, jadi saya sudah enggak ingat kenal Sindu dimana," katanya.
Nama Sindu Malik muncul dari pengakuan pengusaha yang menjadi tersangka suap Dana PPID Tranmigrasi, Dharnawati. Menurutnya, aliran dana suap senilai Rp 1,5 miliar yang diberikannya kepada dua tersangka lain akan dialirkan kepada Muhaimin. Muhaimin pun dikatakannya dekat dengan beberapa nama lain, yaitu Ali Mudhori, Acos, dan Sindu Malik.