REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, akan meresmikan pengoperasian Bandara Internasional Lombok (BIL) di Tanak Awu, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 3 Oktober 2011.
"Jadwal itu belum berubah setelah konfirmasi terakhir dengan pejabat Istana, masih tanggal 3 Oktober," kata Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Provinsi NTB Ridwan Syah, di Mataram, Jumat (9/9).
Ia mengatakan, acara peresmian bisa saja tertunda yang disesuaikan dengan kesibukan Presiden, namun bandara tersebut tetap dioperasikan sesuai jadwal yang disekapati yakni 1 Oktober 2011.
Pada 11 Juli lalu, Wakil Presiden Boediono, meninjau lokasi pembangunan BIL dan sempat berdialog dengan pelaksana pembangunan bandara internasional itu.
Saat itu, Boediono mengatakan, komitmen manajemen PT Angkasa Pura I dan pihak terkait lainnya untuk mengoperasikan Bandara Internasional Lombok mulai 1 Oktober 2011, segera direalisasikan.
Boediono tak menginginkan ada penundaan lagi karena telah jadwal operasi bandara internasionan itu telah berkali-kali mengalami penundaan. Wapres pun meminta Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi agar terus memantau perkembangan perampungan bagian tertentu dari mega proyek BIL yang belum tuntas itu.
Kala itu, Direktur Operasional dan Teknik PT Angkasa Pura I Harsono melaporkan, sebagian besar proyek pembangunan BIL sudah rampung 100 persen. Hanya bagian tertentu yang belum rampung 100 persen, yakni terminal penumpang karena adanya perluasan area.
Terminal penumpang baru 85 persen karena sempat tertunda 11 bulan, dan proyek lainnya yang belum rampung seperti jalan lingkungan, namun sudah 80 persen.
Depo avtur juga belum rampung atau baru 60 persen, namun pihak Pertamina menjanjikan akan segera merampungkannya.
"Kini, bagian yang belum rampung saat kunjungan Wapres itu sudah dirampungkan, meski masih ada kekurangan seperti taman yang belum rampung. Kalau 'taxi way' dan lain-lainnya sudah rampung dan siap dioperasikan mulai 1 Oktober," ujarnya.
Dengan demikian, kata Ridwan, saat BIL itu diresmikan oleh Presiden Yudhoyono pada 3 Oktober atau mungkin berubah jadwalnya, hal itu hanya bersifat seremonial saja.