REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Manajemen maskapai pelat merah nasional, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk menyatakan proses rekrutmen sejumlah pramugarinya di Seoul, Korea dilakukan dengan berpakaian lengkap.
"Bahkan, pemeriksaan kesehatan terhadap calon pramugari dari Korea yang akan bertugas di Garuda tersebut dilakukan oleh dokter sesuai standar profesi dan terikat sumpah dokter," kata "Vice President Corporate Communications" PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Pujobroto, yang dihubungi dari Surabaya, Jumat (26/8).
Selain itu, ungkap dia, pada saat melakukan pemeriksaan, dokternya juga didampingi staf lokal perempuan berwarga Negara Korea yang membantu menyampaikan penjelasan berkaitan dengan pemeriksaan kesehatan tersebut.
"Seleksi pramugari kami dari Korea telah dilaksanakan Garuda mulai 27 Juli 2011. Dari proses tersebut, lima peserta di antaranya tidak berhasil lulus untuk mengikuti tahapan seleksi selanjutnya," ujarnya.
Sementara itu, rinci dia, sejumlah media lokal Korea pada hari Rabu (24/8) telah melakukan wawancara dengan sepuluh calon pramugari di Korea usai mengikuti proses seleksi tahap akhir untuk menjadi pramugari Garuda, di kantor Garuda di Seoul, Korea.
"Seperti yang dilaporkan 'chosun.com', salah satu media online dari grup 'Chosun Co', media terbesar dan sangat berpengaruh di Korea, salah satu calon pramugari menyampaikan jika mereka malu dan tidak nyaman dengan pemberitaan yang ada," katanya.
Penyebabnya, tambah dia, beberapa media di Korea mempublikasikan bahwa calon pramugari Korea yang menjalani proses seleksi untuk menjadi awak kabin Garuda harus melepas pakaian.
Di samping itu, media tersebut memberitakan saat pemeriksaan kesehatan, dokter yang bertugas menyentuh dada si calon pramugari.
"Kami tidak bodoh. Apabila dokter betul betul melakukan hal tersebut, kami tidak akan diam saja," imbuhnya sembari menirukan pernyataan beberapa calon pramugari yang mengikuti seleksi di Korea.
Seluruh calon pramugari yang menjalani pemeriksaan kesehatan, lanjut dia, tetap menggunakan pakaiannya dan dokter hanya memeriksa dada bagian atas pada saat melakukan proses pemeriksaan.
"Kami tegaskan, berita yang mengatakan bahwa dokter melakukan tindakan yang kurang pantas atau menyentuh dada calon pramugari tidak benar," katanya.