Jumat 19 Aug 2011 14:52 WIB

Mustafa Akui Paling Getol Dorong Perusahaan Milik Negara Lakukan IPO

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri BUMN Mustafa mengaku paling "greget" mendorong perusahaan milik negara untuk melakukan penawaran saham perdana kepada publik (IPO). Pasalnyaa selain meningkatkan kinerja juga memicu terciptanya tata kelola perusahaan yang baik dan benar (GCG).

"Kalau ditanya soal IPO BUMN, ibarat 'seorang bidan yang lebih gelisah dari orang yang melahirkan'. Artinya, saya paling gemes supaya IPO BUMN jumlahnya diperbanyak dan realisasinya dipercepat," kata Mustafa di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (19/8).

Menurut dia, selaku kuasa pemegang saham BUMN, Kementerian terus menjalankan opsi divestasi dalam rangka peningkatan kinerja perusahaan. "Kalau soal IPO BUMN, saya lah orang yang paling semangat agar mereka listing di bursa saham," ujarnya.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia Ito Warsito mengatakan jumlah BUMN yang mencatat saham masih relatif minim.

Dari 141 BUMN yang ada saat ini baru sebanyak 18 BUMN yang merupakan perusahaan terbuka. Ini yang harus digenjot, karena BUMN merupakan faktor penentu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebagai salah satu indikator ekonomi nasional.

Ito membandingkan dengan pemerintah Vietnam di mana mampu menggiring hingga 265 perusahaan pemerintah untuk listing di pasar modal negara tersebut sepanjang 2006-2010.

Menanggapi hal itu, Mustafa mengatakan sejumlah BUMN yang sudah diminta untuk bersiap melantai di BEI yaitu PT Semen Baturaja, Pegadaian, anak usaha Pertamina (PT Tugu Pratama dan PT Pertamina Hulu Energi) dan salah satu anak usaha PT Krakatau Steel.

"Mereka ini sudah melakukan berbagai persiapan tinggal menunggu situasi pasar yang tepat. Tentu IPO dikatiakan dengan strategi yang diambil dalam penentuan "timing, sizing, dan pricing" sebagai faktor penentu kesuksesan IPO," ujarnya.

Ia menambahkan kondisi pasar saham Indonesia saat ini sedang berfluktuasi yang dipengaruhi gejolak pasar saham regional sebagai dampak dari krisis utang di Amerika Serikat dan sejumlah pasar di Eropa. "Jadi saya kira IPO akan lebih bagus direalisasikan pada tahun 2012," ucapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement