REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan, perubahan konstitusi yang terlalu sering adalah hal yang tidak baik, apalagi hanya dilakukan untuk kepentingan politik golongan tertentu. "Tidak baik setiap Undang-undang Dasar sering diubah-ubah," kata Presiden saat menyampaikan sambutan dalam acara Peringatan Hari Konstitusi di gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, Kamis (18/8).
Kepala Negara menjelaskan, perubahan konstitusi harus benar-benar berdasarkan pertimbangan yang matang dan kejernihan hati. Menurut dia, konstitusi adalah milik rakyat karena pemegang mandat tertinggi adalah rakyat.
Oleh karena itu, perubahan yang hanya didasarkan pada kepentingan politik golongan tertentu tidak bisa dibenarkan. "Jangan terus karena kepentingan elit politik, apalagi dengan voting, UUD dilakukan perubahan," kata Presiden.
Yudhoyono meminta seluruh pihak saat ini fokus pada menjalankan amanat konstitusi dengan baik, termasuk menjalankan prinsip musyawarah dalam setiap pengambilan keputusan. "Janganlah segala sesuatu diputuskan dengan voting, apalagi untuk hal-hal yang penting dan terkait dengan kepentingan rakyat," katanya menambahkan.
Presiden hadir dalam Peringatan Hari Konstitusi bersama dengan Ibu Ani Yudhoyono. Wakil Presiden Boediono dan Ibu Herawati Boediono juga hadir dalam acara itu. Selain itu, sejumlah pimpinan lembaga negara, para menteri, dan anggota DPR juga hadir.
Setelah menghadiri peringatan Hari Konstitusi, Kepala Negara kembali ke kantor keprsidenan di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta. Dia akan menerima Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK pada pukul 13.00 WIB.
Malam harinya, Presiden akan menghadiri acara silaturahim dengan anggota Paskibraka, Pasukan Kehormatan Taruna Akademi TNI dan Akpol, Paduan Suara dan Orkestra Gita Bahana Nusantara, Para Teladan Nasional, serta Peserta Lomba dan Pameran Foto Kebudayaan Indonesia Tahun 2011. Acara itu akan dilaksanakan pada pukul 20.00 WIB di Kemayoran, Jakarta Pusat.