REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo mengatakan bahwa satu tim yang bertugas untuk menjemput orang yang diduga Muhammad Nazaruddin, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat yang selama ini menjadi buronan, telah berangkat.
"Sudah dijemput. Tim sudah berangkat kemarin," kata Kapolri di Istana Negara, Jakarta, Selasa (9/8), seusai menghadiri pertemuan antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan para peserta Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) XVII Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas).
Pada Senin (8/8) petang, Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto mengumumkan bahwa sesorang yang diduga Nazaruddin telah ditangkap di Cartagena, Kolombia. Nazaruddin diketahui masuk daftar cegah tangkal pada 24 Mei 2011 atau sehari setelah melarikan diri ke Singapura dengan alasan berobat pada 23 Mei 2011. Namanya pun masuk "red notice" situs Interpol pada 5 Juli 2011.
Ada 12 titik sidik jari milik Nazaruddin yang sama dengan di paspornya. Namun, guna meyakinkan bahwa yang ditangkap adalah Nazaruddin, Polri akan menggunakan tes DNA.
Nazaruddin sebelum ditangkap di Cartagena, Kolombia, sempat singgah di beberapa negara mulai dari Singapura kemudian Vietnam lanjut ke Kamboja. Dia naik pesawat carteran langsung menuju ke Bogota melalui Madrid, Spanyol, kemudian Dominika.
Nazaruddin adalah satu-satunya tersangka dalam suap pembangunan wisma atlet di Palembang yang belum ditahan. Tiga tersangka lainnya, Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Wafid Muharam, mantan Direktur Pemasaran PT Anak Negeri Mindo Rosalina Manulang, dan mantan Direktur Pemasaran PT Duta Graha Indah, kini menjadi tahanan dan sudah menjalani persidangan.
Selain kasus wisma atlet, Nazaruddin juga diduga terlibat beberapa kasus di Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan dan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.