REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN -- Bencana kekeringan musim kemarau mulai terasa di lereng Gunung Merapi Kabupaten Klaten. Warga yang tinggal di Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, dilanda krisis air.
Kini, mereka harus membeli air dengan harga mencekik leher. Kepala Dusun (Kadus) I Balerante, Kecamatan Kemalang, Jainu, mengakui getirnya penderitaan masyarakat. Bila krisis air bersih di sini terus berlanjut, maka warga sebanyak 1.800 jiwa bakal terancam bencana kelaparan. Untuk pengadaan air saja, harus membeli.
''Untuk mendapatkan air bersih saja, kami harus membeli dari truk tanki milik swasta dengan harga Rp 125.000 per tangki yang berisi 5.000 liter. Kami berharap pemkab bisa membantu kesulitan air bersih ini,” ujar Jainu, kemarin.
Jainu mengatakan, ''pasca erupsi Gunung Merapi sumber air di daerah Bebeng, Kabupaten Sleman yang menjadi sumber kehidupan warga tidak bisa digunakan lagi. Ini karena telah tertutup material pasir dan bebatuan''.
Dalam kondisi musim kemarau warga berharap bantuan air bersih. Kalau tidak ada bantuan, terpaksa harus membeli dengan harga mahal.
Sriyono menuding aparat pemkab tak becus mengurus nasib rakyat yang lagi sengsara. Buktinya, beberapa armada tanki nganggur diparkir dihalaman pemkab. "Mestinya, kendaraan itu diberdayakan, wong ada dana untuk sosial. Tinggal ambil air di beberapa sumber milik PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) selesai. Sebenarnya tidak ada yang susah bila pejabat memiliki hati nurani."