REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Aksi Nazaruddin membeberkan siapa saja yang terlibat dalam kasus korupsi pembangunan Wisma Atlet Kementerian Pendidikan dan Olahraga (Kemenpora) memang sudah di-setting. Hal ini sengaja dibuat untuk mengetahui siapa saja yang terlibat dalam kasus tersebut.
"Bagi saya hal itu sebenarnya sengaja dibiarkan KPK sebagai bagian dari penyelidikan," ujar Psikolog Forensik, Reza Indragiri Amriel, saat dihubungi, Kamis (21/7).
Pihaknya menduga penyelidikan wisma atlet ini sudah lama diselidiki KPK, namun menemui hambatan karena pelakunya berdekatan dengan kekuasaan. Dia mengakui untuk menyelidiki siapa saja pelaku dalam kasus itu tidak mudah diketahui, karena mereka yang terlibat memiliki kepentingan politik.
Kalaupun ada tersangka yang ditangkap belum tentu semua pelaku bakal ditangkap juga. "Karena itulah Nazaruddin sengaja dibiarkan berkicau," imbuhnya.
Beberapa waktu lalu, dalam percakapan via telepon dengan Stasiun Televisi Swasta, Nazaruddin sudah banyak berbicara siapa saja yang terlibat dalam kasus itu. Dia mengatakan saat ini tinggal respon dari KPK bagaimana, apakah mengembangkan pernyataan Nazaruddin itu atau tidak.
Terkait dengan keberadaan Nazaruddin, Reza meyakini KPK dapat dengan cepat mengetahui di mana Nazaruddin berada. Hanya saja, untuk menangkap Nazaruddin, KPK membutuhkan waktu yang tepat. "Kita serahkan sepenuhnya kepada KPK," jelasnya.
Kalaupun nantinya dibuat sayembara siapa yang menangkap Nazaruddin bakal diberi hadiah sekian ratus juta, belum tentu dapat berhasil. Nazaruddin dikatakannya bakal menawarkan uang lebih besar dari hadiah yang dijanjikan.
Namun demikian, dia menyatakan cara seperti itu bisa saja dicoba. Dia mengatakan penjahat negara seperti Nazaruddin memang perlu disayembarakan penangkapannya, seperti yang pernah dilakukan pada saat Nurdin M Top masih buron.