Selasa 19 Jul 2011 19:41 WIB

Dulu Membela, Sekarang Sebut Nazaruddin Berhalusinasi

Rep: Esthi Maharani/ Red: Djibril Muhammad
Saan Mustopa
Foto: Antara
Saan Mustopa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Lagi-lagi M Nazaruddin memberikan sejumlah informasi secara langsung lewat salah satu stasiun TV swasta. Nazar menyebut keterlibatan sejumlah petinggi Partai Demokrat (PD) dan aliran dana yang sebagian besar untuk kesuksesan kongres dan kemenangan Anas Urbaningrum.

Menanggapi hal ini, Wakil Sekjen PD, Saan Mustopa menilai ucapan Nazar tak lebih dari halusinasi. "Itu saya katakan halusinasi," katanya saat dihubungi, Selasa (19/7). Ditegaskan dia, kemenangan Anas bukan karena faktor transaksi, tapi faktor nasional dan institusional yang telah terbangun. "Jadi tidak ada money politic," tambahnya.

Kalau dikatakan dalam kongres dikeluarkan uang yang cukup besar, Saan justru mengatakan dalam kongres itu malah terjadi surplus anggaran dari yang ada sebelumnya. Mengenai kedekatan Anas dengan sejumlah pimpinan KPK dan terjadi perjanjian politis pun dibantahnya.

KPK, lanjutnya, adalah lembaga independen yang tidak bisa diintervensi siapapun apalagi hanya oleh seorang Anas Urbaningrum. "Kalau Nazar nggak mau pulang karena KPK tidak independen, menurut saya itu keliru-lah," kataya menegaskan.

Sempat dikatakan Nazar ada perjanjian antara pimpinan KPK seperti Chandra Hamzah dan Anas Urbaningrum untuk menghentikan kasus ini hanya di Nazar. Sebagai imbalannya, Chandra akan terpilih lagi menjadi salah satu pimpinan KPK untuk periode mendatang.

Saan melihat pernyataan itu mengada-ada. Karena, proses tim seleksi saja belum beres. Artinya, Chandra pun belum tentu lolos seleksi. "Itu yang saya katakan halusinasi. Jadi kalau orang sakit panas, biasanya halusinasi itu terlalu jauh yang oleh kita tidak terpikir," katanya.

Dampak dari pernyataan Nazar ini terhadap Rakornas akhir pekan ini diyakini akan membuat PD tetap solid. Terlebih lagi yang disampaikan Nazar tidak ada yang baru. Sekarang, lanjutnya, hanya tinggal melihat siapa yang bohong.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement