REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara PDIP Guntur Romli menilai Megawati Soekarnoputri terus memberikan perhatian terhadap kasus hukum yang menjerat Hasto Kristiyanto. Hal itu ditunjukkan Ketua Umum PDIP itu dalam berbagai kesempatan di hadapan publik.
Guntur mengatakan, kali pertama Megawati membahas kasus Hasto saat berada di Sekolah Partai DPP PDIP pada 5 Juli 2024. Ketika itu, Megawati memberikan semangat pada Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP yang memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"(Megawati) menegaskan agar (Hasto) tidak takut menghadapi penyidik KPK AKBP Rossa serta mengkritik cara-cara sewenang-wenang penyidik KPK terhadap Kusnadi yang membohongi, mengintimidasi, dan merampas barang milik partai," kata dia melalui keterangannya, Ahad (19/1/2025).
Setelah itu, pada 30 Juli 2024 saat menghadiri Mukernas Partai Perindo di Jakarta, Megawati kembali menyebut nama Hasto dan penyidik KPK AKBP Rossa. Megawati menilai bahwa orang-orang di lingkaran kekuasaan Joko Widodo atau Jokowi menargetkan kader-kadernya, termasuk Hasto.
Ketiga, pada 12 Desember 2024 saat peluncuran dan diskusi buku 'Pilpres 2024 Antara Hukum, Etika, dan Pertimbangan Psikologis' karya Todung Mulya Lubis, Megawati menyatakan akan mendatangi KPK bila Hasto ditangkap. Hal itu diungkapkan lantaran Megawati merasa bertanggung jawab atas kasus hukum yang menjerat Hasto.
Terakhir, pada 10 Januari 2025 saat HUT ke-52 PDIP, Megawati menyebut KPK tidak punya kerjaan. Pasalnya, KPK dinilai hanya mengurusi kasus Hasto.
"Pernyataan Ibu Megawati Soekarnoputri tersebut menunjukkan perhatiannya pada kasus kriminalisasi pada Hasto yang saat ini dijadikan tersangka oleh KPK," ujar Guntur.