REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Direktur Eksekutif Institute for Peace and Democracy (IPD) mengatakan bahwa pengalaman Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia dan berpenduduk mayoritas muslim, dapat menjadi model bagi berbagai negara yang saat ini sedang menghadapi transisi seperti di Afrika Utara.
Hal itu disampaikan DR. I Ketut Putra Erawan dalam pertemuan Tahunan "Crans Montana Forum (Swiss)" ke-22 di Brussel baru-baru ini.
Minister Counsellor Pensosbud & Diplik KBRI Brusel, Palupi S Mustajab, di London, Selasa (12/7) menyebutkan, Forum yang berdiri sejak tahun 1989 ini adalah forum bidang Polkam sementara forum bidang ekonominya adalah World Economic Forum dari Davos.
Pada pertemuan Special One day Program dengan tema "Looking for Political Model" dalam forum dihadiri sekitar 600 peserta terseleksi dari wakil pemerintah, organisasi internasional serta kalangan dunia usaha tersebut.
Lebih lanjut DR. I Ketut Putra Erawan memaparkan bahwa penguatan demokrasi Indonesia masih terus berjalan. Hal ini dapat menjadi referensi menarik dalam debat terbuka yang mengangkat tema tantangan dunia menghadapi masa transisi di negara-negara kawasan Afrika Utara dan Timur Tengah saat ini, ujarnya .
Dalam paparannya yang berjudul "No Short Cut Progress: The Path of Democratization in Indonesia", Dr. Erawan, mengetengahkan pentingnya untuk melihat kembali dasar-dasar pembangunan dan konsolidasi institusi demorasi, seperti mendengarkan aspirasi dan suara/keinginan rakyat serta penyampaian demokrasi.
Dikatakannya, tidak dapat dipungkiri apresiasi dari berbagai pihak pada forum ini terhadap perjalanan kehidupan demokrasi di Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim merupakan suatu refleksi pentingnya pengakuan dunia internaional atas peran IPD sebagai pelaksana Bali democracy Forum dalam upaya pemajuan perdamaian dan demokrasi.
Pada kesempatan tersebut juga disampaikan tentang peranan Indonesia dalam membantu mengatasi masa transisi di Afrika Utara melalui pelaksanaan Workshop on Egypt-Indonesia Dialogue on Democratic Transition di Jakarta Mei lalu yang mendapat tanggapan posistif dari berbagai pihak, termasuk Uni Eropa.