REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Mabes Polri mengungkapkan bahwa para tersangka teroris yang menembak anggota polisi di Sulawesi Tengah (Sulteng) memperoleh paham radikal dari kelompok Jamaah Islamiyah (JI).
"Paham radikal diperoleh para tersangka dari kelompok JI yang pernah masuk ke Poso," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Polri Irjen Pol Anton Bachrul Alam di Jakarta, Selasa.
Lima tersangka yang berhasil ditangkap adalah Aryanto Haluta alias Abu Ja'far, Rafli alias Furqon, Anang Muhtadin, Maman Susanto dan Ali Miftah, ujarnya.
Selain itu, adanya amarah dan keinginan untuk membalas dendam khususnya terhadap aparat kepolisian, katanya. "Kemudian rasa percaya diri kelompok dan perorangan, karena mereka sebelumnya telah mengikuti dua kali pelatihan militer," katanya.
Mereka memperoleh pelatihan militer yang pertama selama empat hari di Pegunungan Biru, di Desa Tambarana, Kabupaten Poso, sekitar awal Agustus 2010 dan di pegunungan daerah Malino III, Kecamatan Soyo Jaya, Kabupaten Morowali, selama empat hari, 15-18 Mei 2011.
"Kelompok ini mempunyai hubungan dengan kelompok terorisme yang berada di Solo, Cirebon dan Kalimantan untuk melakukan pelatihan militer menggunakan senjata, membaca peta, membuat dan merakit bom di daerah Malino," kata Anton.
Motif selanjutnya, keinginan untuk mengumpulkan senjata guna menyusun kekuatan kelompok, katanya. Akibat penyerangan tersebut dua anggota polisi tewas yakni Bripda Prawira dan Bripda Gustiar Yudhistira, sedangkan Bripda Deddy Edwar mengalami luka akibat diberondong tembakan di depan Bank Central Asia (BCA), Palu, Rabu (25/5) di Jalan Emy Saelan pukul 11.30 Wita.
Dua polisi tewas di tempat kejadian, mereka anggota yang sedang bertugas menjaga bank dan sentra ekonomi. Pelaku menembak menggunakan senjata laras panjang dan merebut senjata laras panjang milik anggota yang ditembak. Mereka beraksi dengan mengendarai sepeda motor langsung melarikan diri.
Dua tersangka penembakan, yakni Fauzan dan Dayat tewas tertembak saat terjadi kontak senjata dengan tim dari Densus 88 Antiteror dan Polda Sulteng, Sabtu (4/6) sekitar pukul 11.15 WITA di wilayah Poso.