REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Istana belum bisa bersikap terkait beberapa media nasional yang dikirim peti. Hal itu dikarenakan motif dari pengiriman tersebut belum jelas. Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha mengaku sempat kaget ketika mendengar berita itu. Dia pun menyerahkan semua masalah kiriman peti mati itu ke kepolisian.
"Jadi mungkin nanti kita lihat hasil penyelidikan dari pihak kepolisian atau yang berwajib yang nanti bisa tindaklanjuti, persisnya seperti apa, maksud atau motif di balik semua itu," ujarnya di kantor Presiden, Senin (6/6).
Julian mengaku belum melaporkan perihal ini secara resmi ke presiden. Namun dia akan menyampaikan masalah ini segera. "Belum, saya belum laporkan, saya baru baca tadi," ucapnya.
Apakah bentuk teror ke Media?, Julian tidak mau berspekulasi. "Saya belum tahu ya, ada sebagian juga yang mengatakan bahwa ini bentuk advertising semacam itu mungkin, saya belum tahu," katanya.
Sebelumnya tercatat, Jakarta Post, AN TV, Kompas.com, Tempo Interaktif menerima kiriman peti mati tersebut. Dalam akun twitternya, Pemimpin Redaksi AN TV Uni Lubis (@unilubis) mengunggah foto peti tersebut. Dalam akun Uni dibahas isi peti mati itu adalah bunga mawar putih dan sejumlah kembang lainnya.
Tercatat, pengirim peti adalah Perusahaan Rest In Peac Soon, alamat unit 166 jalan Asia Afrika Pintu IX Senayan Jakarta 10270. Namun selain sejumlah kantor media, peti mati serupa juga menghampiri kantor konsultan komunikasi Maverick. Belum diketahui apa motif pengiriman peti ini. Apakah terkait berita atau lainnya.