REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN - Peluang tenaga kerja lulusan perguruan tinggi kelautan dan perikanan asal Indonesia untuk bekerja di luar negeri terbuka lebar, seiring semakin meningkatnya kebutuhan kapal-kapal asing akan pelaut.
Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad, di Medan, Selasa, mengatakan, dewasa ini permintaan tenaga kerja lulusan perguruan tinggi bidang kelautan dan perikanan cukup tinggi dari kapal-kapal negara asing. "Terutama tenaga kerja pelaut untuk dipekerjakan di kapal-kapal kontainer, kapal ikan maupun kapal jenis lainnya," katanya.
Hal tersebut, menurut menteri, tentunya menjadi peluang besar bagi lulusan perguruan tinggi kelautan dan perikanan untuk bekerja di negara asing.
Namun, kata dia, permasalahan yang dihadapi dewasa ini ternyata banyak tenaga kerja lulusan perguruan tinggi itu yang ditolak oleh kapal-kapal asing karena tidak sesuai dengan yang dibutuhkan.
"Ini terjadi karena kurikulum di perguruan tinggi kita belum sesuai dengan yang dibutuhkan pasar kerja di kapal asing. Ini tentunya menjadi PR bagi kita bagaimana agar lulusan kita bisa
diterima di negara asing," katanya.
Untuk itu, lanjut dia, pihaknya dalam waktu dekat akan mengadakan pertemuan dan diskusi dengan para rektor bersama Kemendiknas untuk memecahkan masalah tersebut.
Salah satunya yang akan dibicarakan dengan para rektor tersebut yakni mengenai perubahan-perubahan yang berkaitan dengan kurikulum di perguruan tinggi di Indonesia agar sesuai dengan permintaan pasar yang dimaksud.
"Sedikitnya ada 56 rektor yang perguruan tingginya ada program studi kelautan dan perikanan yang nantinya akan diundang. Nanti kita akan memperbaiki kurikulumnya, terutama yang berkaitan dengan perikanan dan kelautan," katanya.
Ia berharap pelaut yang dihasilkan perguruan tinggi yang bekerja di kapal-kapal asing nantinya dibekali dengan asuransi serta memiliki izin agar mudah dipantau pemerintah.
"Kita tidak ingin seperti yang terjadi beberapa waktu lalu terhadap pelaut kita yang bekerja di Taiwan, Spanyol dan Korea. Mereka tidak terpantau oleh negara, saya tidak mau lagi terjadi seperti itu," katanya.