REPUBLIKA.CO.ID,Depok – Menteri Komunikasi dan Informasi, Tifatul Sembiring, mengatakan bahwa efek dari media internet yang marak dikonsumsi publik itu tergantung dari pengguna. Ditemui dalam launching 'Sekolah Cinta Anak' di Cilangkap, Depok, ia menuturkan bahwa pada dasarnya teknologi merupakan alat yang dapat digunakan untuk mempermudah pekerjaan.
“Ketika kecanggihan teknologi digunakan untuk berkreasi, itu baik dan dampaknya positif,” ujarnya.
Dia menuturkan bahwa Indonesia merupakan pengakses internet nomor tiga terbesar di dunia. Selain itu, Tifatul menyebutkan Indonesia merupakan pengakses nomor dua terbesar situs pornografi di dunia.
Hal ini mendukung data bahwa berdasarkan riset pornografi di 12 kota besar di Indonesia terhadap 4.500 siswa-siswi SMP, ditemukan sebanyak 97,2 persen dari mereka pernah membuka situs porno. Data selanjutnya juga menambahkan bahwa 91 persen dari mereka sudah pernah melakukan kissing, petting atau oral sexs.
“Bahkan, data tersebut juga menyebutkan 62,1 persen siswi SMP pernah berzina dan 22 persen siswi SMU pernah melakukan abortus,” ujarnya.
Untuk mencegah hal ini terus berlanjut, ia menyarankan orang tua agar menanamkan keimanan, aqidah dan akhlak ke anak-anak mereka. “Jika narkoba dapat merusak tiga sel otak, maka pornografi dapat merusak 5 sel otak,” ujarnya menyebutkan dampak negatif pornografi.
Selaku menkominfo, ia juga mengatakan program internet sehat yang ia canangkan saat ini masih berjalan. Begitu juga dengan pemblokiran situs-situs porno yang ada di Indonesia. Sebanyak90 persen lebih akses ke situs porno yang ada di indonesia sudah tertutup.
Namun begitu, ia juga menyarankan agar individu yang menggunakan akses internet juga harus cerdas memilih mana yang baik dan tidak. Mengenai adanya efek negatif dari internet, ia mengatakan bahwa pemerintah hanya dapat memberikan arahan. Ia menuturkan tidak mudah menghapus semua akses ke situs porno karena jumlahnya miliaran.