REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Mantan Menteri Luar Negeri RI, Alwi Shihab, Senin (18/4), malam meluncurkan buku berjudul “Examining Islam in the West : Addressing Accusations anda Correcting Misconceptions” di Hotel Darmawangsa, Jakarta.
Buku tersebut merupakan upaya pelurusan atas terjadinya pencitraan negative terhadap agama Islam di kalangan Barat (Amerika Serikat). Menurut Alwi Shihab, buku itu ia tulis berdasarkan hasil diskusi dari berbagai peristiwa atas interaksi Islam-Kristen serta pengalamannya dalam mengajarkan Islam di berbagai kampus di Amerika Serikat.
Buku itu merupakan kajian kritisnya terhadap upaya pelurusan atas terjadinya pencitraan negatif Islam sebagai agama kekerasan. “Pencitraan bahwa Islam adalah agama kekerasan sangat tidak beralasan baik dari segi ajaran maupun hubungan dengan agama lain,” kata Alwi saat memberi sambutan peluncuran buku itu.
Menurutnya, buku ini menggambarkan hubungan antara Islam dan Kristen yang mengalami ketegangan setelah terjadinya peristiwa serangan teroris ke Gedung WTC pada 11 September 2001. Sehingga, ia harus menulis keragaman pandangan masyarakat Amerika Serikat terhadap Islam setelah serangan tersebut.
Menurut Alwi, harus diakui, hingga kini masih banyak kaum muslim dan Barat, tidak cukup mengetahui komprehensif tentang ajaran agama mereka. Sehingga, hal tersebut bisa menimbulkan tindakan keliru terhadap kelompok lain. Ini pula yang memunculkan stigmatisasi masing-masing, yang berujung pada permusuhan.
Di kalangan muslim sendiri, lanjut Alwi pemahaman jihad melalui kekerasan memang marak. Tapi, harus dipahami bahwa tidak semua muslim sepakat dengan tindakan jihad muslim melalui kekerasan. Pemahaman Barat yang kerap menggambarkan muslim selalu memakai jalan kekerasan, adalah tidak benar.
Pemahaman Barat yang demikian, menurut Alwi, akibat pola pikir sebagian kalangan Barat yang masih terpengaruh pemikiran Abad Pertengahan. “Jika ada dialog, sesungguhnya muslim dan Barat bisa saling berangkulan, bekerja, dan bertepuk tangan,” kata Alwi.