REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Komisi I DPR RI (bidang Luar Negeri, Pertahanan, Intelijen, Komunikasi & Informasi), Mahfudz Siddiq, menyatakan, Senin (18/4) pihaknya siap menjelaskan Kunker komisinya ke luar negeri. "Kami akan menginfokan detil soal semua yang berkenaan dengan agenda kunjungan kerja (Kunker) ke beberapa negara tersebut, Senin yang akan datang," katanya kepada ANTARA di Jakarta, Ahad (17/4).
Ia mengatakan itu, menjawab pertanyaan tentang masih adanya pihak kurang memahami bahkan mengkritik agenda kunker ke luar negeri sebagai aktivitas menghambur-hamburkan uang, dan momentumnya kurang pas karena DPR tengah disorot soal pembangunan gedung barunya. Secara terpisah, Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Golkar Paskalis Kossay mengakui, berita anggota DPR ke luar negeri selalu menjadi sorotan Rakyat.
Sorotan kritis itu, menurutnya, ada yang negatif, tetapi juga banyak positifnya bagi upaya memperbaiki kinerja DPR RI. "Rakyat memang semestinya mendapat info sejelas-jelasnya tentang tugas pokok dan fungsi (tupoksi) setiap komisi, juga mengapa harus ada kunker, di antaranya untuk kepentingan Legislasi (pembentukan undang-undang), dan pengawasan (atas Kedubes-Kedubes)," katanya.
Paskalis menjelaskan, kali ini ada sejumlah agenda penting terkait kunker komisinya ke Eropa dan Amerika, terutama dalam mendapatkan informasi langsung dari tangan pertama mengenai pemberdayaan Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista). "Kami tentu tak mau rakyat terus dibodohi dengan nominal pembelian dan produksi Alutsista yang detilnya tidak jelas," tandasnya melalui hubungan telepon internasional.
Menurutnya, sejumlah lembaga pertahanan strategis dikunjungi rombongan, termasuk mengomparasi berbagai Rancangan Undang Undang (RUU) penting seperti di bidang intelijen yang masih jadi perdebatan bersama. "Saya belum bisa berkomentar lebih, karena akan ada penjelasan detil Kunker ini oleh pimpinan di Jakarta. Tapi apa yang telah diberitakan ANTARA sebelumnya (menyangkut misi Komisi I) itu, memang benar, itulah misi kami ke sini," tutur Paskalis Kossay.
Sebelumnya Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, KRMT Roy Suryo, juga melalui hubungan komunikasi internasional mengungkapkan, pihaknya sedang membawa misi penguatan Alutsista RI ke sejumlah lembaga internasional di Eropa. "Tujuannya jelas. Ini tindak lanjut untuk penguatan Industri Alutsista Nasional", tegasnya.
Anggota Komisi I DPR RI berharap, dengan adanya 'benchmarking', kita akan bisa menentukan pagu anggaran Alutsista. "Juga ini penting dalam kaitan urusan legislasi dan pengawasan terhadap Badan Usaha Milik Negara-Strategis (BUMNis) yang melaksanakan proyek Alutsista tersebut sesuai target nasional," tuturnya.
Yang tak kalah penting, kata dia, Indonesia bisa mendapatkan masukan berharga dalam hal membangun Alutsista sesuai kemampuan, kondisi serta sumberdaya Indonesia, bagi penguatan ketahanan negara serta perlindungan NKRI. Selama di Eropa khususnya, mereka akan ke 'Delegation Generale pour I'Armenent' (DGA), 'Direction des Constructions Navales Systemes & Services' (DCNS).
"Juga ke sejumlah lembaga atau pusat pengembangan Alutsista Eropa lainnya, seperti 'Defense Conseil International' (DCI), 'European Aeronatic Defence & Space Company' (EADS) dan 'Constructions Industrielles de la Mediterranne' (CNIM)," jelas Roy Suryo.