REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ketua Fraksi PKB DPR RI Marwan Ja`far mengatakan, aksi terror bom yang kembali terjadi diarahkan untuk menciptakan instabilitas politik sebagai proses mendegradasi pemerintahan saat ini yang bermuara pada isu Pemilu 2014.
"Teror bom ini sungguh telah mengirimkan sinyal kepada dunia internasional seolah-seolah Indonesia penuh kerawanan dan tidak aman untuk investasi," katanya kepada pers di Jakarta, Minggu.
Menurut dia, muara dari berbagai aksi teror ini adalah Pemilu 2014. Para pelaku ingin mendegradasi pemerintahan saat ini dengan menciptakan kekacauan yang bisa saja menyulut terjadinya instabilitas politik.
"Pelaku ingin memberi signal kepada dunia internasional bahwa Indonesia tidak aman untuk investasi dan pembangunan," ujar Marwan.
Teror bom yang terjadi belakangan ini, kata dia, sudah sangat mengganggu keamanan dan ketertiban kehidupan kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan.
Karena itu, Fraksi PKB DPR menyerukan kepada semua elemen bangsa untuk bergandengan tangan, meningkatkan kewaspadaan dan komunikasi di antara warga bangsa agar negara kita tidak kalah oleh terorisme.
Rakyat Indonesia harus bersatu dan menunjukkan kepada dunia bahwa bangsa ini tidak goyah dan terprovokasi oleh aksi-aksi terorisme. "Untuk itu Fraksi PKB mengajak semua elemen masyarakat untuk mengapresiasi kerja aparat intelijen dan kepolisian serta mendorong mereka agar bekerja lebih serius dan lebih cepat lagi agar para pelaku segera dapat ditangkap dan dibongkar seluruh jaringan terorisme ini sampai ke akar-akarnya," katanya.
Fraksi PKB juga mengajak semua elemen untuk membantu kerja polisi dan intelijen dengan melaporkan semua hal-hal yang mencurigakan kepada aparat dan tidak mengambil tindakan sendiri-sendiri.
"Selain itu, kita harus membuktikan kepada dunia bahwa Indonesia bukanlah sarang terorisme. Salah satu cara membuktikannya adalah dengan membangun kembali kohesifitas sosial antarsesama anggota masyarakat maupun antara rakyat dan negara," katanya.
"Ayo kita lawan teror bom ini bersama-sama dengan menguatkan kembali persatuan dan kesatuan nasional. Inilah momentum bagi bangsa kita untuk mengokohkan kohesifitas nasional sehingga dengan begitu maksud para teroris tidak akan pernah tercapai. Sejarah membuktikan bangsa Indonesia tidak pernah kalah melawan terorisme," katanya.
Para pelaku yang mengatasnamakan Islam, kata dia, tidak memahami sejarah Islam terutama mengenai isi Piagam Madinah dimana Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam dan bisa hidup berdampingan dengan pemeluk agama lain dan bahkan dengan kaum Yahudi sekalipun.
"Para pelaku memiliki pemahaman agama yang dangkal ditambah proses indoktrinasi, maka jadinya seperti ini," katanya.