Jumat 18 Mar 2011 21:42 WIB

174 WNI dari Jepang Negatif Zat Radioaktif

Pemindaian radiasi terhadap warga di Koriyama, Fukusima.
Foto: AP
Pemindaian radiasi terhadap warga di Koriyama, Fukusima.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) telah memeriksa 174 Warga Negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Jepang dari kemungkinan kontaminasi zat-zat radioaktif. Seluruhnya menunjukkan hasil negatif.

"Hasil pemindaian yang dilakukan terhadap total 174 WNI menunjukkan semuanya negatif dari kontaminasi zat-zat radioaktif seperti yang telah diduga," kata Kepala Bapeten As Natio Lasman saat membekali 11 relawan Bulan Sabit Merah Indonesia yang akan dikirim ke Jepang di Jakarta, Jumat.

Pemeriksaan dengan scanner (alat pemindai) kepada 174 WNI yang tiba di Bandara Sukarno-Hatta, Cengkareng, pada Selasa sore (15/3) itu hanya untuk memastikan kekhawatiran masyarakat dari paparan zat radioaktif akibat meledaknya tiga unit pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima pascatsunami.

Masyarakat tidak boleh terpapar radiasi melebihi rata-rata 1 mili Sievert (mSv) per tahun sesuai imbauan IAEA, sementara itu, pekerja di kawasan radiasi ditetapkan tidak boleh menerima lebih dari 50mSv per tahun.

Orang yang terpapar radiasi di atas 30 Sievert (30.000 mili Sievert /mSv) 100 persen mengalami mual, diare, sakit kepala, demam, tremor, kehilangan keseimbangan dan serangan jantung, namun jika dosisnya hanya 1.000-2.000 mili Sievert hanya akan mengalami gejala mual dan sakit kepala ringan.

Bapeten juga telah bekerja sama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk memastikan keberadaan zat-zat radioaktif berbagai sampel makanan dan minuman yang diimpor dari Jepang yang masuk ke Indonesia. "Tapi pemerintah Jepang telah melarang hasil pertanian di radius 30 km untuk dipanen, jadi sebenarnya tak perlu terlalu khawatir juga," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement