Ahad 13 Mar 2011 14:15 WIB

KAMMI: Masa Depan Indonesia Harus Lebih Baik

Rep: Agung Sasongko/ Red: Johar Arif
Salah satu aksi protes yang digelar KAMMI
Foto: Antara
Salah satu aksi protes yang digelar KAMMI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Masa depan Indonesia, bila mengacu pada sejumlah peristiwa yang terjadi di Tanah Air seperti mafia hukum, korupsi, dan goyangnya persatuan serta kesatuan, sangat mengkhawatitkan. Sebab itu, ungkap Ketua Umum KAMMI, Rijalul Imam, perlu adanya perubahan secara signifikan guna menghadirkan masa depan Indonesia yang harus lebih baik.

Perubahan itu akan menjadi salah satu harapan dalam pelaksanaan Muktamar VII Kesatuan Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) yang berlangsung di Asrama Haji, Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) 13-17 Maret 2011.

Rijalul mengatakan ada dua hal bayangan perubahan Indonesia yang hendak dicapai KAMMI di masa depan. Pertama, KAMMI menginginkan Indonesia maju, mandiri, berdaulat, bersatu, dan bersih dari korupsi. Menurut Rijalul, 65 tahun Indonesia merdeka seharusnya memberikan kondisi yang lebih baik dari sebelumnya. Nyatanya, kata dia, masyarakat Indonesia cenderung bersikap skeptis dengan kondisi yang ada. “Kita harus bangkit, harus bersih dari korupsi, bersih dari mafia hukum,” kata dia.

Perubahan kedua, menurut Rijalul, KAMMI menginginkan Indonesia menjadi negara yang setara dan tidak mudah terkooptasi dengan negara asing. Faktanya, menurut dia, banyak kepentingan asing yang hendak dipaksakan masuk ke Indonesia. Salah satu kepentingan itu adalah memecah persatuan dan kesatuan bangsa. “Sebagai pemuda kita tentu harus memperjuangkan perubahan ini,” kata dia dalam rilis Tim Media Muktamar KAMMI VII kepada Republika.co.id.

Rijalalul menyakini perubahan yang berasal dari pemuda dan mahasiswa pasti datang. Fakta sejarah menjadi bukti kebenaran itu. Misalnya saja, kata dia, perubahan yang terjadi dalam rentang tahun 1908-1998. Perubahan itu salah satu pilarnya adalah gerakan kepemudahan dan mahasiswa. “Saya percaya setiap gerakan kebangsaan berpusat pada pemuda dan mahasiswa,” papar dia.

Meski demikian, Rijalul mengakui pengeroposan gerakan pemuda dan mahasiswa  melalui gaya hidup duniawi atau hedonisme terjadi begitu masif. Menurut dia hedonisme tersebut telah menjadi tantangan hebat yang harus dilalui. “Kami meyakini bahwa tidak semua pemuda hedonis . Ada juga pemuda yang melakukan transpformasi dirinya menjadi pemimpin yang layak di masa depam,” ujar dia.

Karena itu, melalui Muktamar VII ini, kata Rijalul, KAMMI coba memberikan jalan kepada pemuda dan mahasiswa untuk mentransformasikan dirinya menjadi sosok calon pemimpin yang layak di masa depan.  Transformasi tersebut diawali dari memunculkan pandangan optimistik terhadap perubahan masa depan Indonesia. “Indonesia bermasalah memang betul tapi itu karena ulah orang tua saat ini. Jadi, kita harus optimis untuk menyiapkan masa depan Indonesia yang lebih baik,” pungkasnya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement