REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sejumlah anggota Komisi I DPR RI mengecam kekerasan terhadap pekerja media massa dan meminta kasus-kasus itu diusut tuntas. Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi I dengan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) di Gedung DPR di Jakarta, Rabu (2/3), beberapa anggota Komisi I DPR menyoroti kekerasan yang diduga dilakukan Ahmad Dani terhadap kameraman GlobalTV. Anggota DPR meminta kasus ini diusut polisi.
Anggota Komisi I DPR Roy Suryo mengemukakan tindakan Ahmad Dani sebagai kekerasan terhadap media. "Kalau Pak Dipo Alam itu baru berniat, kalau Ahmad Dani ini sudah melakukan dan sudah sangat berlebihan," katanya. Ia menyatakan kekerasan seperti itu tidak bisa dibiarkan. Sedangkan Azwar Abubakar (Fraksi PAN) dan Effendy Choirie (PKB) juga menyatakan, apapun alasannya, kekerasan harus dihindari.
Namun Hayono Isman (Demokrat) mengemukakan kalangan media juga harus introspeksi dan terburu-buru menyalahkan atau memojokkan pihak lain. Jangan terburu-buru menyalahkan Ahmad Dani tanpa terlebih dahulu mengetahui persoalan sebenarnya. "Saya berusaha memahami Ahmad Dani," katanya.
Ia mengatakan kasus itu terjadi kemungkinan akibat Ahmad Dani tak tahan dengan kekerasan yang dilakukan media kepadanya. "Mungkin media terlalu keras sehingga muncul kekerasan itu," katanya. Ia mengajak kalangan media massa untuk 'fair'. "Pers dan media massa nasional itu tumbuh pesat sebagai buah dari demokrasi dan DPR adalah demokrasi. Namun media menggambarkan DPR begitu buruknya," kata Hayono.
Ia mengatakan media massa termasuk televisi silakan menyoroti kekurangan DPR asalkan jangan tendensius dan jangan menganggap bahwa prilaku seorang anggota kemudian dianggap sebagai kelakukan seluruh anggota lembaganya. "Kalau orang perorang itu silakan, jangan lembaganya," kata dia.