REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Wakil Sekretaris Jenderal DPP PPP Muhamad Arwani Thomafi mengatakan pihaknya tidak bermasalah bila nantinya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak Partai Gerindra untuk bergabung dengan koalisi. "Terkait Gerindra, prinsipnya nambah teman lebih baik. 'Welcome' (silahkan) aja, kita kembalikan kepada Presiden SBY," katanya, Rabu (2/3).
Muhammad Arwani Thomafi mengatakan, dibutuhkan partai politik yang mampu menjaga keutuhan koalisi sehingga tetap solid. "Koalisi butuh teman sejati," katanya.
Hal ini diungkapkan Arwani menanggapi wacana yang berkembang terkait Gerindra yang diisukan akan masuk dalam koalisi partai politik pendukung pemerintah. Sebelumnya, ia meminta koalisi partai politik pendukung pemerintah segera dievaluasi.
"Evaluasi, kenapa ada parpol koalisi yang lebih mementingkan agendanya sendiri. Koalisi tidak bisa dibiarkan terus-menerus dalam ketidakjelasan 'performance' (kinerja) sebagai parpol pendukung pemerintah," katanya.
Menurut dia, evaluasi harus dilanjutkan dengan pemberian ganjaran dan sanksi kepada parpol yang dinilai tak sejalan dan memiliki agenda sendiri. "Bisa jadi reposisi menjadi kajian serius, jika evaluasi tidak memberikan solusi ke depan akan nasib koalisi," katanya.
Ia menambahkan, apabila partai politik koalisi pendukung pemerintah dibiarkan dengan agendanya sendiri, maka dikhawatirkan justru akan membuat pemerintah tidak efektif. Partai Gerindra menjadi satu-satunya partai politik di luar pemerintahan yang mendukung partai pemerintah untuk menolak penggunaan hak angket dalam kasus mafia pajak.
Sementara dua partai koalisi, Golkar dan PKS justru sebaliknya menjadi pendukung adanya hak angket. Hal ini, telah mendorong munculnya wacana perubahan komposisi di tubuh koalisi partai pendukung pemerintah.