REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sulitnya membuka informasi hasil penelitian Institut Pertanian Bogor tentang lima merek susu formula berbakteri entrobacter sakazakii, membuat pertanyaan di mata masyarakat. Anggota komisi IX dari Fraksi Partai Amanat Nasional, Rizki Sadiq pun meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono turun tangan.
"Sebagai alumni IPB, (presiden) kan bisa memberi masukan kepada rektor. Buka sajalah (merek dagang) susu formula," ungkap Rizki dalam diskusi di Warung Daun, Jl. Cikini, Jakarta, Sabtu (19/2).
Rizki menyangkan berlarut-larutnya pemerintah dan IPB untuk membuka nama merk tersebut. Padahal, ungkapnya, penelitian Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) pada 2008 sudah menjelaskan bahwa semua merk susu formula bebas bakteri Entrobacter Sakazaki. Sehingga, jelas Rizki, penelitian IPB pada 2003-2006 itu sudah tidak mempunyai dampak apa pun kepada produsen. " Tapi Kalau diintip-intip. Tidak transparan, ini kan yang bikin curiga,"ujarnya.
Pada rapat kerja komisi IX dengan Dekan IPB dan Menteri Kesehatan, ujarnya, anggota dewan sebenarnya sudah menyampaikan dapat memahami bahwa tidak ada masalah dengan susu tersebut. Namun, ungkapnya, penjelasan yang disampaikan oleh pemerintah dan IPB cuma sebatas masalah akademis. Hanya sebatas menyampaikan susu formula bebas bakteri tanpa ada penjelasan lebih detil.
Saat didesak untuk memberikan nama merek itu, tutur Rizki, dekan IPB malah beralasan belum mendapatkan salinan putusan Mahkamah Agung. "Tapi waktu kita beri waktu dekan didampingi petugas untuk mengambil salinan putusan ke PN dia mengelak itu tanggungjawab rektor,"ujarnya.