REPUBLIKA.CO.ID,BANYUMAS--Pemerintah seharusnya mulai memperhatikan masalah kesehatan bagi para TKI yang baru pulang dari luar negeri. Hal ini karena berdasarkan pendataan yang dilakukan klinik Voluntary Counseling and Testing (VCT) Kabupaten Cilacap, dari 250 warga Cilacap yang terjangkit HIV/AIDS, sebanyak 17 orang di antaranya adalah mantan TKI (Tenaga Kerja Indonesia) wanita.
''Kami khawatir, mantan TKI yang terjangkit HIV/AIDS ini tak hanya 17 orang. Soalnya warga Cilacap yang bekerja menjadi TKI ke luar negeri, sangat banyak,'' kata Manajer Klinik VCT Cilacap, Rubino Sriyadi, Rabu (1/12).
Dan kebanyakan, mereka adalah warga desa yang tinggal di wilayah-wilayah pelosok. Yang jadi masalah, kata Rubino, banyak di antara TKI tersebut sebelumnya tidak mengetahui bila dirinya sudah terjangkit HIV/AIDS.
Akibatnya, ada anggota keluarga mereka yang sudah tertular virus HIV/AIDS. ''Tiga suami dan beberapa anak mereka, ada sudah positif terjangkit HIV,'' jelasnya.
Rubi menyebutkan, berdasarkan keterangan yang diperoleh dari para TKI tersebut, mereka diduga tertular virus HIV/AIDS saat berada di luar negeri. Kebanyakan TKI yang tertular, adalah TKI yang bekerja di Singapura, Malaysia, dan Hongkong.
Namun yang menulari mereka, bukan dari orang asing atau warga negara di tiga negara tersebut. Tapi dari sesama TKI yang bekerja di LN. ''Selama di LN, mereka mengaku sering melakukan hubungan seks bebas dengan sesama TKI. Mereka melakukan hal itu, saat sedang mendapat jatah libur kerja. Ini yang menyebabkan mereka terjangkit HIV,'' katanya.
Khusus TKI yang tertular HIV/AIDS di Malaysia, menurut Rubi, ada yang tertular saat mereka berada di penampungan TKI. Di penampungan ini, beberapa TKI ada yang melakukan hubungan seks atas dasar sukarela atau suka sama suka.
Selain 17 TKI yang tertular virus HIV/AIDS tersebut, Rubi juga menyebutkan, ada 46 buruh migran asal Cilacap yang juga tertular HIV/AIDS. Mereka tertular AIDS, karena sebelumnya berprofesi sebagai PSK (Pekerja Seks Komersial). Namun saat ini, banyak di antara mereka yang bekerja sebagai buruh atau PRT (Pembantu Rumah Tangga) di luar kota.