Jumat 19 Nov 2010 02:03 WIB

Paku Alam VIII Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional

Pakualam VIII
Pakualam VIII

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Kerabat Pura Pakualaman akan mengusulkan Paku Alam VIII menjadi pahlawan nasional pada 2011 setelah memenuhi sejumlah persyaratan seperti seminar sebanyak empat kali. "Kami baru melaksanakan seminar satu kali, masih kurang tiga kali lagi sehingga masih ada waktu sebelum 2011 untuk bisa mengajukan Paku Alam VIII sebagai pahlawan nasional," kata putra bungsu Paku Alam VIII Kanjeng Pangeran Haryo Widjojokusumo di sela-sela Khol Akbar Paku Alam I hingga Paku Alam VIII di Bangsal Sewatama Pura Pakualaman Yogyakarta, Kamis (18/11).

Menurut dia, Pura Pakualaman akan bekerja sama dengan sejumlah pihak untuk mewujudkan rencana pelaksanaan seminar. Salah satunya dengan Pemerintah Kota Yogyakarta untuk melaksanakan seminar terakhir bertempat di Balai Kota Yogyakarta.

Pengajuan gelar pahlawan nasional tersebut karena Paku Alam VIII adalah tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia dan bersama Sri Sultan HB IX pernah mengaluarkan Amanat 5 September 1945 tentang Dukungan kepada Kemerdekaan RI. "Beliau juga mendapat Bintang Mahaputra II dan Bintang Gerilya," katanya.

Ia mengatakan, makna pemberian gelar pahlawan nasional untuk Paku Alam VIII bagi kerabat Pura Pakualaman adalah memberikan motivasi kepada seluruh kerabat untuk bisa melakukan karya nyata pada kemudian hari. Sementara bagi kalangan masyarakat Yogyakarta, katanya, seluruh jasa dari Paku Alam VIII dapat diteladani.

"Usul pemberian gelar pahlawan nasional tersebut justru berasal dari masyarakat yang melihat Paku Alam VIII belum mendapat gelar, padahal Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) IX telah mendapat gelar pahlawan nasional, satu tahun setelah beliau meninggal dunia," katanya.

Ia berharap pemberian gelar pahlawan nasional tersebut dapat mempercepat proses pengesahan Rancangan Undang-Undang Keistimewaan (RUUK) DIY yang masih terus terkatung-katung. Sementara itu, Khol Akbar Paku Alam I hingga Paku Alam VIII tersebut diikuti sejumlah keraton di Pulau Jawa seperti Surakarta dan Cirebon. Pada kegiatan tersebut juga dilakukan doa bersama untuk korban letusan Gunung Merapi.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement