REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Hasil pengamatan yang dilakukan oleh BPPTK pada hari Kamis, 18 November 2010 sejak pukul 00.00–06.00 WIB menunjukkan bahwa hingga saat ini letusan masih terus berlangsung dengan intensitas yang menurun. Meski pada pukul 03.34 WIB tercatat adanya kemunculan awan panas dengan intensitas kecil.
Gempa vulkanik terjadi sebanyak 16 kali, tiga kali guguran dan tremor yang beruntun. Hingga saat ini status Merapi masih tetap awas dengan ancaman bahaya berupa awan panas dan lahar.
Asap solfatara berwarna putih keabuan dengan tinggi asap 1.500 meter yang condong kearah Barat Daya teramati dari Pos Ketep pada pukul 05.45 WIB. Cuaca berkabut dan mendung menyelimuti puncak Merapi pagi hari ini. Secara umum endapan lahar terus teramati di semua sungai yang berhulu di puncak Merapi.
Dan kecenderungan curah hujan yang tinggi masih mengakibatkan kemungkinan ancaman banjir lahar dingin masih mengintai di semua daerah bantaran sungai. Oleh karena ini BPPTK meminta agar kegiatan masyarakat di sekitar bantaran-bantaran sungai tersebut untuk sementara di hentikan.
Masyarakat juga dihimbau agar selalu mengikuti petunjuk yang diberikan oleh pemerintah setempat terkait masalah penyelamatan diri dari ancaman bahaya gunung Merapi. Hingga saat ini juga dilaporkan bahwa penerbangan komersil di Bandara Adi Sucipto masih belum bisa dilakukan.