REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Indonesia Police Watch (IPW) mendesak agar kasus ke luarnya Gayus Tambunan dari tahanan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok dituntaskan dengan transparan. Lantaran disinyalir adanya peran internal kepolisian meloloskan terdakwa kasus dugaan penggelapan pajak ini.
"Hasil penelusuran IPW, Gayus keluar dari Rutan Brimob, Kamis siang (4/11) dikawal tiga polisi. Namun, Jumat siang Polri panik karena kehilangan jejak Gayus," papar Ketua Presidium IPW Neta S Pane, Selasa (9/11).
Bahkan, Polri seakan kelimpungan. Neta menambahkan, sejak Jumat malam sampai Sabtu pagi, Polri sibuk berkoordinasi dengan pihak Imigrasi dan meminta Gayus diblokir. Selanjutnya, sketsa gambar Gayus dengan berbagai versi diserahkan Polri ke Imigrasi. Lalu, para pejabat Polri diketahui intensif berkoordinasi dengan Imigrasi Bandara Soekarno Hatta sampai Sabtu pagi (6/11)agar menangkal Gayus ke luar negeri.
"Walhasil, posisi Gayus diketahui Minggu pagi (7/11) dan langsung dibawa ke Rutan Brimob," jelas Neta. Pergerakan kerja Polri mencari Gayus tak tercium publik. Tapi, kamera seorang fotografer berhasil menangkapnya di antara kerumunan penonton kompetisi tenis internasional di Nusa Dua, Bali. Terkuaklah jika Gayus bisa keluar dari kawalan petugas.
"Info itu valid. Bahkan saya kirim ke Kapolri, dan kapolri menjawab akan menindak tegas aparat yang terlibat," tegas Neta.
Dari versi kepolisian, sebenarnya pada Jumat lalu (5/11), Gayus meminta izin untuk berobat di luar rutan. Petugas pun memberikan izin untuk berobat luar dengan dikawal dua orang. Namun, kepergian Gayus tidak sesuai dengan izin yang diberikan.
Gayus keluar rutan melebihi jam yang diperbolehkan. Setelah dilakukan pencarian, ternyata Gayus justru berada di rumah mewahnya di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara.