REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Anggota tim investigasi isu suap Mahkamah Konstitusi (MK), Adnan Buyung Nasution, meminta masyarakat bersabar. Tim tersebut akan berkodinasi dahulu, sebelum mulai bekerja. .
"Biarlah kami berempat bertemu dulu, baru mulai bekerja," kata Adnan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (08/11). Menurut dia, tim investigasi tersebut akan berkordinasi dan akan bertemu MK malam nanti. Sampai saat ini, SK (surat keputusan) terkait kerja tim itu belum turun.
Kordinasi itu, tutur Buyung, akan membicarakan tentang bagaimana tim akan melakukan investigasi isu suap di MK. isu suap itu bermula dari tulisan Refly Harun yang kemudian ditetapkan sebagai ketua tim investigasi itu. Tim tersebut akan menggali fakta-fakta seperti yang ditulis oleh Refly.
"Ada yg dia bilang selentingan dan ada yang lihat sendiri. nah yang lihat sendiri ini akan kita tanya," papar Adnan.
Dalam tulisannya di sebuah media massa, Refly Harun mengaku telah melihat sendiri ada setumpuk uang dolar AS yang akan diberikan pada hakim MK untuk memperlancar kasus. Dia juga mengaku bertemu dengan orang yang ditelepon oleh hakim MK untuk segera menyerahkan uang sebelum ada putusan terhadap suatu perkara.
Tulisan ini muncul tidak lama setelah Ketua MK, Mahfud MD, menegaskan bahwa MK masih tetap bersih. Mahfud bahkan menantang kepada setiap orang untuk bisa membuktikan, jika memang ada suap pada hakim MK. Oleh karena itu, setelah membaca tulisan Refly tersebut, Mahfud kemudian menunjuk Refly sebagai ketua tim investigasi.
Sejak penunjukannya sebagai ketua akhir Oktober lalu, Refly mengaku belum sempat bertemu dengan seluruh anggota tim. Bahkan tim itu pun baru terbentuk pada Jumat (05/11) lalu. Dua nama anggota tim yang diajukan Refly adalah Adnan Buyung Nasution dan Bambang Hary Murti. Sedangkan dua nama lagi atas nama MK adalah Bambang Wijoyanto dan Saldi Isra.
Sejak diumumkannya nama-nama itu, belum ada satu pun pertemuan kordinasi yang dilakukan. Mandat dan SK tim itu pun belum diberikan.