REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Kementerian Lingkungan Hidup (LH) mengerahkan tim Satuan Tugas Penanggulangan Rawan Bencana guna memberikan masukan mengenai tahan rekonstruksi dan rehabilitasi daerah terkena musibah letusan Gunung Merapi. "Salah satu upayanya mempersiapkan berbagai pemulihan kualitas lingkungan," kata Menteri LH, Gusti Mohammad Hatta, di Yogyakarta, Senin.
Hatta mengatakan, pihaknya mempersiapkan masukan dan rekomendasi pada tahap tanggap darurat terutama menetapkan langkah penataan ruang yang mengintegrasikan kawasan rawan bencana.
Tim Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Rawan Bencana Kemen LH bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), serta Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Hatta menyatakan kegiatan tim satgas pada tahap tanggap darurat, meliputi mengukur kualitas lingkungan hidup seperti pengembalian komposisi unsur udara, air dan tanah. "Tim akan mengambil data dasar untuk mengembalikan kualitas lingkungan hidup pada tahap tanggap darurat," ujar Hatta.
Hatta menambahkan tim satgas juga akan mempelajari rencana relokasi terhadap keberadaan masyarakat yang berada pada titik rawan bencana merapi. Hal tersebut lebih bersifat penawaran dan sosialisasi kepada masyarakat setempat karena tidak mudah untuk menerapkan rencana relokasi. "Perlu pendekatan budaya dengan masyarakat maupun kepala adat untuk rencana relokasi tersebut," tutur Hatta.
Gunung Merapi masih dalam kondisi awas setelah terjadi beberapa kali letusan besar hingga mengeluarkan awan panas dan material vulkanik lainnya. Musibah letusan Gunung Merapi menyebabkan 141 orang meninggal dunia, 453 orang rawat inap dan 279.702 orang mengungsi yang tersebar di Yogyakarta dan Jawa Tengah.