Ahad 17 Oct 2010 19:13 WIB

Pemerhati: Remaja Rentan Seks Bebas dan Narkoba

Katakan tidak untuk seks bebas/ilustrasi
Foto: ant
Katakan tidak untuk seks bebas/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO--Pemerhati kesehatan reproduksi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Aisyiah, Surakarta, Maryatun, mengatakan, remaja zaman sekarang rentan terhadap seks bebas dan narkoba. Ini akibat kurang kontrolnya terhadap perkembangan teknologi informasi yang menyebar secara bebas.

"Jika teknologi informasi yang berkembang pesat saat ini tidak dilakukan kontrol dan pemahaman dengan baik, akan menjadi titik awal mula seks bebas dan penyalahgunaan narkoba," kata Maryatun pada seminar tentang 'Kesehatan Reproduksi Remaja dan Narkoba' di Sukoharjo, Sabtu (16/10).

Menurut survei Komisi Penanggulangan AIDS (KPA), kata Maryatun, secara nasional terdata bahwa sebanyak 66 persen remaja putri usia sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) tidak lagi perawan yang artinya pada usia sekolah tersebut mereka sudah mengenal seks bebas.

"Selain itu, pada saat usia tersebut, terdapat satu dari tujuh anak laki-laki sudah masuk kepada usia coba-coba, yakni mereka akan melakukan coba-coba baik terhadap seks, rokok, maupun narkoba," kata Maryatun.

Maryatun menyatakan, sangat tidak menutup kemungkinan adanya peningkatan angka kejahatan reproduksi dan penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja saat ini. "Misalnya soal kehamilan usia dini atau kehamilan akibat tindak kejahatan, dan perilaku seks bebas yang terjadi pada remaja," jelasnya.

Menurut survei, kata Maryatun, saat ini didapati bahwa usia rata-rata pernikahan terjadi pada umur 19 tahun.

"Hal ini tentu sangat bahaya dan tidak baik terhadap kesehatan reproduksi, karena seluruh organ reproduksi belum terbentuk sempurna," katanya.

Maryatun mengatakan, pernikahan secara ideal mulai pada usia 21 tahun. "Terkait hal tersebut, saat ini kami memang gencar melakukan penyuluhan bagi para pelajar mengenai pemahaman pentingnya menjaga kesehatan reproduksi remaja dan bahaya narkoba," katanya.

Tujuan penyuluhan itu, kata Maryatun, agar para siswa bisa menjadi penyuluh lanjutan dan menularkan kepada siswa yang lain. ''Inilah pentingnya menjaga kesehatan reproduksi dan bahaya narkoba,'' jelasnya. 

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement