REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-–Indo Barometer baru-baru ini melakukan survei atas wacana perpanjangan periode masa jabatan presiden. Hasilnya, sebanyak 47, 2 persen responden tidak setuju dengan perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode. Adapun yang setuju dengan perpanjangan masa jabatan presiden sebanyak 39,1 persen. “Mayoritas tidak setuju periode jabatan presiden menjadi tiga periode,” kata Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari, dalam keterangan persnya, di Jakarta, Kamis (2/9).
Berdasarkan survei, publik dengan tingkat pendidikan hanya tamatan SD atau lebih rendah yang menyetujui perpanjangan masa jabatan SBY (41,1 persen). Sementara berdasarkan kategori profesi, hanya profesi guru yang menyetujui perpanjangan masa jabatan SBY menjadi tiga periode (57,5 persen). “Mungkin karena gaji guru naik terus selama SBY menjadi presiden,” kata Qodari.
Angggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Ahmad Mubarok, menyatakan tidak teratarik dengan hasil survei yang dilaksanakan oleh Indo Barometer. Menurut Mubarok, survei akan berbanding lurus dengan fakta di lapangan jika dilakukan pada saat akhir kepemerintahan SBY nanti. “Seperti balapan motor, yang paling menentukan nanti di saat-saat akhir,” kata Mubarok.
Survei dilakukan Indo Barometer pada sampai 20 Agustus 2010. Survei dilaksanakan di 33 provinsi di Indonesia dengan jumlah responden 1.200 orang. Responden dipilih dengan metode multistage random sampling dengan usia 17 tahun ke atas atau sudah menikah ketika survei dilakukan.