REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Indo Barometer baru-baru ini melakukan survei atas wacana perpanjangan periode masa jabatan presiden. Hasilnya, sebanyak 47, 2 persen responden tidak setuju dengan perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode. Adapun yang setuju dengan perpanjangan masa jabatan presiden sebanyak 39,1 persen. “Mayoritas tidak setuju periode jabatan presiden menjadi tiga periode,” kata Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari, dalam keterangan persnya, di Jakarta, Kamis (2/9).
Selain perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode, dalam survei Indo Barometer tersebut, lebih dari setengah dari jumlah responden (51,6 persen) tidak menginginkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjabat tiga periode. Sementara yang masih setuju SBY menjabat tiga periode sebanyak 36,7 persen.
Dari kategori partai politik (parpol), kecuali Partai Demokrat, mayoritas parpol tidak setuju jika SBY menjadi presiden untuk periode ke-3. Sementara dari kategori publik baik laki-laki atau perempuan, tinggal di desa atau di kota, dan berbagai jenis usia, mayritas menyatakan tidak setuju jika SBY menjadi presiden untuk tiga periode.
Berdasarkan kategori pendapatan, mayoritas publik tidak menyetujui perpanjangan jabatan SBY menjadi tiga periode, kecuali publik yang memiliki pendapatan rendah (di bawah Rp 600 ribu). Rendahnya pendapatan juga berbanding lurus dengan rendahnya tingkat pendidikan publik yang setuju perpanjangan masa jabatan SBY.
Survei dilakukan Indo Barometer pada sampai 20 Agustus 2010. Survei dilaksanakan di 33 provinsi di Indonesia dengan jumlah responden 1.200 orang. Responden dipilih dengan metode multistage random sampling dengan usia 17 tahun ke atas atau sudah menikah ketika survei dilakukan.