REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri menilai, pidato kenegaraan yang disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di DPR pada hari Senin (16/8) belum menjawab semua persoalan masyarakat yang ada saat ini."Dari penilaian saya karena saya sudah membaca, pidato Presiden "datar" . Tidak ada sesuatu yang baru yang diutarakan SBY dalam pidatonya pada Senin (16/8) di DPR," kata Ketua Umum DPP PDI Perjuangan itu usai upacara HUT RI ke-65, di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta Selatan, Selasa.
Menurut Mega, pidato kenegaraan juga dianggap tidak mampu menangkap permasalahan-permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat, seperti persoalan ekonomi rakyat, sosial dan keamanan."Sangat disayangkan, pidato Presiden tidak menjawab persoalan yang ada saat ini. Seharusnya (pidato) bisa menjawab masalah yang ada, yakni masalah kenaikan harga sembako, keamanan dan geo politik di perbatasan," kata Mega.
Ia juga menyayangkan Presiden Yudhoyono tidak menyinggung permasalahan program konversi minyak tanah ke gas yang telah memakan banyak korban jiwa akibat ledakan yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir ini.
Mega berpendapat naiknya gaji pegawai negeri sipil (PNS) justru akan memancing persoalan perekonomian saat ini karena harga-harga sembako terus meningkat."Pemerintah harus memperhitungkan dampak dari kenaikan gaji PNS tersebut karena jumlah PNS yang ada saat ini tidak sedikit, yakni sekitar empat hingga juta juta orang," tambahnya.
Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan, gaji pokok para guru, anggota TNI/Polri dan PNS serta para pensiunan akan dinaikkan rata-rata sebesar 10 persen untuk memperbaiki kesejahteraan mereka.