REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Pengurus Partai Demokrat yang juga menjabat sebagai ketua hubungan antar lembaga, Pimpinan Wilayah Aisyiyah Lampung, Andi Nurpati mengatakan Muhammadiyah abad kedua harus tetap menunjukkan eksistensinya sebagai gerakan reformasi. Menurutnya, gerakan tersebut harus selalu menjadi pembaharuan.
“Saya berharap Muhammadiyah tetap eksis, sesuai tema Muktamar sebagai gerakan tajdid, yang artinya lebih pada gerakan reformasi,” ujarnya saat ditemui selepas pembukaan Muktamar Seabad Muhammadiyah di Stadion Mandala Krida Yogyakarta, Sabtu (3/7).
Dikatakannya, pembaharuan tersebut juga mencakup sikap kritis terhadap kebijakan pemerintah. Sikap tersebut, ujarnya, merupakan pelaksanaan amar ma'ruf nahi munkar. “Muhammadiyah itu selalu mencegah kemungkaran dan mengajak kebaikan. Kalau ada kesalahan, Muhammadiyah berkewajiban ajak kembali ke jalan yang benar,” ungkapnya.
Mencerahkan Parpol
Andi berkeyakinan Muhammadiyah ke depan akan lebih kuat dalam menghadapi intervensi politik. Diungkapkannya, Muhammadiyah berbeda dengan organisasi masyarakat lain karena murni dibentuk untuk ibadah. “Muhammadiyah akan tetap eksis, tidak terpengaruh trik-trik politik. Muhammadiyah justru akan mencerahkan partai politik,” ujarnya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, ungkapnya, dibutuhkan pemimpin Muhammadiyah yang memegang prinsip keteladanan. Pemimpin tersebut, ujarnya, juga harus menganggap jabatan di Muhammadiyah sebagai jalan beramal. “Pemimpin itu mau mengabdikan diri untuk dakwah. Jadi berbekal Muhammadiyah untuk beramal. Ini saya lihat sebagai keiklasan, “ jelasnya.
Disinggung terkait dukungan terhadap calon Ketua Umum Muhammadiyah, Andi mengatakan dirinya menyerahkan keputusan pada formatur 13. “Dalam pemilihan pemimpin, Muhammadiyah itu sikapnya kolektif. Formatur 13 yang diberikan keputusan termasuk memilih Ketua Umum secara langsung, “ ujarnya.