Selasa 04 May 2010 05:02 WIB

Istana Miliki Ruang Kontrol Canggih

Rep: M Ikhsan Shiddieqy/ Red: Budi Raharjo
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Foto: Rumgapres
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

JAKARTA--Istana Kepresidenan memiliki ruang kontrol supercanggih yang digunakan untuk pengambilan keputusan penting. Ruang yang disebut situation room itu memiliki teknologi yang bisa memantau keadaan seluruh wilayah di Indonesia. Ruang tersebut berada di gedung Bina Graha, Komplek Istana Kepresidenan.

Pada Senin (3/5), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono setelah makan siang bersama para staf khususnya melakukan peninjauan ke situation room itu. Sejumlah menteri juga tampak mendampingi Presiden, seperti Menko Kesra Agung Laksono, Mensesneg Sudi Silalahi, dan Seskab Dipo Alam.

Tempat tersebut hanya terbatas bagi beberapa orang saja alias rahasia. Menurut Juru Bicara Kepresidenan, Julian A Pasha, ruangan itu dilengkapi teknologi yang sangat canggih, terdapat beberapa monitor menampilkan citra satelit seluruh wilayah Indonesia. Data-data yang menunjang untuk pengambilan keputusan juga ada di ruangan itu. ''Seperti support center sebagai pusat untuk menopang atau menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan pemerintah,'' katanya.

Menurut rencana, setiap Selasa Presiden akan menggunakan ruangan itu bersama jajarannya. Situation room itu juga digunakan untuk rapat-rapat yang sifatnya khusus, mendesak, atau hal-hal yang sifatnya tidak diagendakan. Julian tidak mengetahui soal anggaran untuk membuat ruangan itu. Namun, dia menegaskan bahwa ruangan tersebut sudah direncanakan sejak 2007 atas ide Presiden sendiri.

Ruangan itu dilengkapi pula perangkat video conference, kemudian sistem informasi berbasis koordinat dan akan memanfaatkan pasokan data satelit untuk mendapatkan situasi real di daerah. Ruangan itu didominasi perangkat digital. ''Jadi, memang dibutuhkan semacam decission support center awalnya, bagaimana pemerintah bisa memiliki suatu pusat untuk membantu pengambilan keputusan, ini sama saja dengan National Security Council seperti di Amerika Serikat,'' jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement