Jumat 15 Sep 2023 17:35 WIB

Gus Yahya Ingatkan PKB Berkompetisi tanpa Membawa Embel-Embel NU

Gus Yahya menegaskan PBNU tidak memiliki kedekatan dengan parpol tertentu.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf bersama pengurus PBNU lainnya saat jumpa pers terkait kegiatan Munas Alim Ulama dan Konbes NU di Plaza PBNU, Jakarta Pusat, Jumat (15/9/2023). Kegiatan ini akan digelar pada 18-20 September mendatang.
Foto: Republika/ Muhyiddin
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf bersama pengurus PBNU lainnya saat jumpa pers terkait kegiatan Munas Alim Ulama dan Konbes NU di Plaza PBNU, Jakarta Pusat, Jumat (15/9/2023). Kegiatan ini akan digelar pada 18-20 September mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menegaskan, bahwa organisasi yang dipimpinnya tidak memiliki kedekatan dengan partai politik (parpol)  manapun, termasuk PKB. Ia juga mengingatkan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

"Soal hubungan dengan PKB tidak erat, memang tidak erat mas. Sama tidak eratnya dengan hubungan PBNU dengan partai yang lain. Karena semuanya ini kami anggap sama," katanya di Jakarta, Jumat (15/9/2023).

Baca Juga

Gus Yahya menjelaskan bahwa Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) memang lahir dari rahim warga NU. Namun setelah berdiri, PBNU tidak ikut terlibat dalam menjalankan tugas-tugas kepartaian.

PKB, kata dia, harus berkompetisi secara sehat dan rasional tanpa membawa embel-embel PBNU. Ia mempersilakan masyarakat untuk menilai dan mengamati partai politik dengan rasional.

"Nah, sudah dibuatkan (partai), ya sudah. PBNU, ya, tidak bisa lagi kemudian diharuskan untuk menyuapi partai yang dibentuk ini. Silakan jalan berkompetisi dengan yang lain secara rasional," katanya.

Ia pun meminta kepada warga NU yang ikut dalam kontes politik untuk bersaing secara sehat dengan menunjukkan kredibilitas dan prestasi. Mereka juga diminta untuk tidak membawa NU dalam politik praktis.

"Tidak usah memperhatikan klaim-klaim atas nama NU misalnya. Kalau ada orang NU termasuk pengurus menjadi aktivis partai, itu pribadi. Bukan lembaga," kata dia.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement