Jumat 14 Apr 2023 12:31 WIB

Pj Heru Bersama Kapolda Metro Tinjau Penutupan U-Turn Santa

Rekayasa lalin membuat kendaraan dari Jalan Wijaya ke Wolter Monginsidi lebih cepat.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Erik Purnama Putra
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono bersama Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto didampingi Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Latif Usman dan Kepala Dishub DKI, Syafrin Liputo meninjau penutupan u-turn Santa, Jakarta Selatan, Jumat (14/4/2023).
Foto: Republika.co.id/Haura Hafizhah
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono bersama Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto didampingi Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Latif Usman dan Kepala Dishub DKI, Syafrin Liputo meninjau penutupan u-turn Santa, Jakarta Selatan, Jumat (14/4/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta mulai mengeksekusi penutupan 32 putaran balik (u-turn) di seluruh wilayah Ibu Kota. Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono bersama Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto pun meninjau uji coba rekayasa lalu lintas di pertigaan lampu merah Santa, Jakarta Selatan, Jumat (14/4/2023).

Petugas sudah menutup u-turn di Jalan Wolter Monginsidi menuju Tendean. Berdasarkan pantauan Republika.co.id, banyak kendaraan yang melewati arus lalu lintas di Jalan Wolter Monginsidi menuju Tendean pada pukul 07.40 WIB.

Salah satu kendaraan bermotor ada yang berteriak karena putaran balik yang biasa dilewati kini sudah ditutup. Alhasil, sang pengendara harus memutar cukup jauh untuk putar arah. "Ga efektif nih," kata salah satu pengguna sepeda motor yang berteriak ke arah Heru saat sedang meninjau lalu lintas.

Sementara itu, Pj Heru mengatakan, kalau memang ada warga yang tidak setuju dengan sebuah kebijakan maka itu merupakan hal yang biasa. Dia pun tidak mempermasalahkan hal itu.

"Ya dari 100, satu yang bicara itu biasa. Sekarang kita mau untuk kepentingan lebih besar atau untuk yang perorangan? Jajaran Polda, Pemda DKI kan semua kan memperhatikan itu," kata Heru.

Dia menjelaskan, penolakan terjadi karena masyarakat merasa tidak nyaman harus berputar arah. Padahal, rekayasa lalu lintas justru bisa membuat jalanan lebih lancar jika dibandingkan saat menggunakan lampu merah.

"Karena tadi kepadatan di sini, mereka merasa bisa masih belok kanan. Sehingga mereka mengambil kanan dan berhenti. Mungkin satu pekan ini mereka sudah tau bahwa ini rutenya sudah satu arah," kata Heru.

Dia meminta bantuan Irjen Karyoto untuk memberikan arahan kepada setiap polres, jika perlu mencari berbagai titik kemacetan lain agar dicarikan solusinya. "Di sini (dilakukan rekayasa) secara bertahap, (semoga) bisa mengurai kemacetan. Kita berharap setiap Polres di Jakarta bisa melihat potensi kepadatan seperti ini (pertigaan lampu merah Santa), walaupun jalan searah, tapi nanti muternya tidak kejauhan," kata Heru.

Selain itu, ia mendapatkan laporan dari Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Latif Usman dan Kepala Dishub DKI, Syafrin Liputo bahwa biasanya dari arah Jalan Wijaya ke Jalan Wolter Monginsidi membutuhkan waktu dua jam saat melewati simpang lampu merah Santa. Saat uji coba rekayasa lalin diterapkan, sambung dia, dapat mengurangi waktu hanya satu jam.

"Tadi bagi yang masuk dari Jalan Kapten Tendean agak kurang nyaman, karena bertambah rute (Jalan Suryo). Tapi tadi pas kita hitung (durasi) lampu merahnya, mereka bisa mengurangi jarak tempuh dengan rekayasa yang kita lakukan," kata Heru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement