Senin 20 Oct 2025 05:12 WIB

Israel Sepihak Langgar dan Mulai Lagi Gencatan Senjata

Sebanyak 26 orang dibunuh Israel dalam serangan terbaru.

Pekerja membawa jenazah warga Palestina, yang terbunuh oleh tembakan Israel setelah gencatan senjata di Rumah Sakit Al Ahli di Kota Gaza, Sabtu, 18 Oktober 2025.
Foto: AP Photo/Yousef Al Zanoun
Pekerja membawa jenazah warga Palestina, yang terbunuh oleh tembakan Israel setelah gencatan senjata di Rumah Sakit Al Ahli di Kota Gaza, Sabtu, 18 Oktober 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Militer Israel mengatakan pada Ahad bahwa gencatan senjata di Gaza kembali berlaku. Ini mereka sampaikan setelah serangan melakukan gelombang serangan udara yang menewaskan 26 orang di Gaza, kemarin. 

Serangan Israel ini merupakan ujian paling serius terhadap gencatan senjata bulan ini yang ditengahi AS. Israel melancarkan serangan setelah mengumumkan tewasnya dua tentara IDF di Rafah, selatan Gaza

Baca Juga

Sumber bantuan keamanan Israel mengatakan pada Reuters, bantuan ke daerah terkepung itu akan dilanjutkan pada Senin menyusul tekanan AS. Ini tak lama setelah Israel mengumumkan penghentian pasokan sebagai tanggapan atas apa yang dikatakannya sebagai pelanggaran “terang-terangan” oleh Hamas terhadap gencatan senjata.

Serangan Israel menewaskan sedikitnya 26 orang di Gaza, termasuk setidaknya satu wanita dan satu anak, menurut penduduk setempat dan otoritas kesehatan. Utusan Presiden AS Donald Trump Steve Witkoff dan menantu laki-lakinya Jared Kushner diperkirakan akan melakukan perjalanan ke Israel pada Senin, kata seorang pejabat Israel dan seorang pejabat AS. 

Militer Israel mengatakan pihaknya menyerang sasaran Hamas di seluruh Gaza, termasuk komandan lapangan, orang-orang bersenjata, terowongan dan gudang senjata, setelah militan meluncurkan rudal anti-tank dan menembaki pasukannya, sehingga menewaskan para tentara tersebut.

photo
Para pelayat berkumpul di sekitar jenazah warga Palestina, yang terbunuh oleh tembakan Israel setelah gencatan senjata di Rumah Sakit Al Ahli di Kota Gaza, Sabtu, 18 Oktober 2025. - (AP Photo/Yousef Al Zanoun)

Setidaknya satu serangan menghantam bekas sekolah yang menampung para pengungsi di daerah Nuseirat, kata warga. Sayap bersenjata Hamas mengatakan mereka tetap berkomitmen pada perjanjian gencatan senjata, tidak menyadari adanya bentrokan di Rafah, dan tidak melakukan kontak dengan kelompok-kelompok di sana sejak Maret. 

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dia telah memerintahkan militer untuk menanggapi dengan tegas apa yang dia gambarkan sebagai pelanggaran gencatan senjata yang dilakukan Hamas.

Seorang pejabat keamanan Israel mengatakan bahwa pengiriman bantuan ke Gaza telah dihentikan menyusul apa yang dia gambarkan sebagai pelanggaran terang-terangan oleh Hamas terhadap perjanjian gencatan senjata. Namun, setelah adanya tekanan dari AS, pejabat keamanan Israel lainnya mengatakan bahwa bantuan akan dilanjutkan pada hari Senin. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement