REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengaku lebih memilih berpuasa bersama jajaran dan aparatur sipil negara (ASN) dibandingkan harus berutang menyikapi dana transfer daerah dari pemerintah pusat sebesar Rp 2,4 triliun. Ia pun memastikan pembangunan di Jawa Barat tetap akan berjalan normal bahkan ditingkatkan.
"Saya di Provinsi Jawa Barat, meskipun saya ditawari untuk mendapatkan pinjaman, saya menolak. Karena saya ingin tetap membangun dengan menggunakan dana yang dimiliki di Provinsi Jawa Barat, meskipun dananya mengalami pengurangan," ucap dia di Gedung Pakuan, Senin (13/10/2025).
Dedi mengaku tak ingin dana pinjaman yang besar justru menjadi beban ekonomi. Karena itu, untuk mengatasi pemangkasan ini, gubernur dan jajaran serta ASN memilih 'berpuasa'. Ia mendorong efisiensi termasuk kreatif mencari pendapatan baru.
"Saya tidak memilih mencari pendapatan baru, yang membebani masyarakat. Saya lebih memilih melakukan efisiensi terhadap belanja pemerintah Provinsi Jawa Barat," kata dia.
Efisiensi yang bakal dilakukan, kata ia, mulai dari mengurangi belanja alat tulis kantor, mengurangi belanja listrik dan air, hingga memangkas perjalanan dinas. Selain itu juga mengurangi belanja pakaian dinas serta kegiatan-kegiatan seminar-seminar, simposium dan sejenisnya.
"Semuanya diarahkan pada fokus pembangunan yang menjadi kebutuhan rakyat. Dan dengan cara itu, maka kita akan mendapatkan uang yang cukup untuk membangun," kata dia.
View this post on Instagram