REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI - Fenomena culture hustle atau budaya kerja keras tanpa henti kian marak di kalangan mahasiswa dan generasi muda. Meski sering dianggap positif, pola hidup yang menjunjung aktivitas tiada henti justru bisa memicu kondisi berbahaya: burnout.
Menyikapi hal tersebut, Sri Rahayu, Koordinator Kemahasiswaan UBSI (Universitas Bina Sarana Informatika) kampus Bekasi mengajak civitas akademika untuk lebih peduli terhadap kesehatan mental dan fisik.
Burnout, Ancaman Nyata di Balik Ambisi
Burnout sendiri, menurut Sri, merupakan kondisi kelelahan fisik, mental, dan emosional yang ekstrem akibat tekanan berlebihan dari studi, pekerjaan, maupun aktivitas organisasi. Kondisi ini bukan hanya sekadar rasa lelah biasa, tapi juga ditandai dengan hilangnya motivasi, munculnya sikap sinis, hingga penurunan produktivitas.
"Di UBSI kampus Bekasi, kami tidak hanya fokus pada pencapaian akademik dan pengembangan hard skill mahasiswanya saja. Kami juga menekankan pentingnya kesehatan mental, karena itu adalah fondasi dari produktivitas dan kebahagiaan. Mahasiswa seringkali terjebak dalam lingkaran culture hustle tanpa menyadari risiko burnout yang mengintai," katanya, dalam keterangan rilis, Ahad (5/10/2025).
Tanda-tanda Burnout yang Harus Diwaspadai
Sri juga mengingatkan mahasiswa untuk mengenali gejala burnout sejak dini.
Beberapa tanda yang kerap muncul antara lain:
• Kelelahan fisik dan mental ekstrem meski sudah cukup tidur.
• Kehilangan motivasi terhadap kuliah atau aktivitas yang sebelumnya disukai.
• Sikap sinis, mudah marah, dan pandangan negatif terhadap lingkungan.
• Penurunan kualitas belajar atau kinerja.
• Menarik diri dari interaksi sosial.
• Gangguan pola tidur dan makan yang tidak teratur.
Cara Mengatasi dan Mencegah Burnout
Sri juga membagikan beberapa tips agar mahasiswa tetap sehat secara fisik maupun mental di tengah padatnya aktivitas. Langkah yang dianjurkan antara lain:
1. Prioritaskan istirahat yang cukup, minimal 7–8 jam per malam.
2. Kelola waktu dengan membuat jadwal realistis dan berani menolak beban berlebih.
3. Lakukan hobi atau aktivitas relaksasi untuk melepas stres.
4. Jaga pola makan bergizi dan hidrasi tubuh.
5. Bangun interaksi sosial yang positif bersama teman dan keluarga.
6. Terapkan teknik relaksasi seperti pernapasan dalam, meditasi, atau yoga.
7. Segera konsultasikan ke psikolog atau konselor jika burnout terasa semakin berat.
UBSI Dorong Lingkungan Belajar Sehat
Sebagai Kampus Digital Kreatif, UBSI kampus Bekasi tidak hanya menyiapkan mahasiswa dengan keterampilan akademik dan teknologi, namun juga berkomitmen menciptakan lingkungan belajar yang suportif, sehat, dan bebas burnout.
"Kesehatan adalah investasi terbaik untuk masa depan. Kami berharap mahasiswa UBSI Bekasi Cut Mutia mampu menjaga keseimbangan antara ambisi dengan kesejahteraan diri. Produktif itu penting, tapi kesehatan mental jauh lebih berharga," kata Sri.
Lewat kampanye ini, UBSI kampus Bekasi mengajak generasi muda untuk berhenti terjebak dalam culture hustle dan mulai menata pola hidup yang lebih sehat, seimbang, serta berorientasi pada kebahagiaan jangka panjang.