Jumat 03 Oct 2025 21:15 WIB

Basarnas Kembali Temukan Tiga Jenazah Korban Runtuhnya Mushala Ponpes Al Khoziny

Hingga Jumat sore total korban yang sudah berhasil dievakuasi sebanyak delapan orang.

Petugas membawa jenazah korban runtuhnya bangunan mushala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny untuk diidentifikasi di Rumah Sakit Bhayangkara H.S. Samsoeri Mertojoso, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (3/10/2025). Pada Jumat (3/10) hingga sekitar pukul 18.00 WIB Polda Jawa Timur telah menerima delapan jenazah korban bangunan mushala Ponpes Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo yang runtuh pada Senin (29/9) untuk dilakukan identifikasi.
Foto: ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Petugas membawa jenazah korban runtuhnya bangunan mushala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny untuk diidentifikasi di Rumah Sakit Bhayangkara H.S. Samsoeri Mertojoso, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (3/10/2025). Pada Jumat (3/10) hingga sekitar pukul 18.00 WIB Polda Jawa Timur telah menerima delapan jenazah korban bangunan mushala Ponpes Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo yang runtuh pada Senin (29/9) untuk dilakukan identifikasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) kembali menemukan tiga jenazah akibat runtuhnya musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo hingga Jumat (3/10/2025) petang. Kepala Kantor Basarnas Surabaya Nanang Sigit mengatakan tambahan tiga korban dalam keadaan meninggal dunia itu ditemukan secara beruntun pada sore hari, yakni pukul 17.15 WIB, 17.20 WIB, dan 17.30 WIB.

“Dengan demikian total korban yang berhasil dievakuasi hari ini sebanyak delapan orang. Sehingga total yang sudah berhasil dievakuasi mencapai 116 orang,” ujar Nanang.

Baca Juga

Nanang menjelaskan, dari total korban yang dievakuasi 13 orang dinyatakan meninggal dunia, dengan penemuan masih berada di sektor A3, dekat sektor A2 atau tidak jauh dari titik sebelumnya. Menurut Nanang, kondisi tubuh para korban yang ditemukan masih utuh meskipun terdapat pembengkakan.

Proses evakuasi, lanjutnya, dilakukan dengan menghentikan sementara penggunaan alat berat setiap kali korban terlihat, kemudian dilanjutkan kembali setelah evakuasi selesai.

“Alat berat tidak digunakan untuk membongkar seluruh puing sekaligus, melainkan membuka akses menuju titik korban,” ucapnya.

photo
Potret keluarga santri yang melihat daftar nama di papan pengumuman di Posko Pondok Pesantren Al Khoziny, Sepanjang, Sidoarjo. - (Wulan Intandari/ Republika)

Ia menambahkan, proses pembersihan material reruntuhan telah mencapai sekitar 50 persen. Saat ini, kata Nanang, proses pencarian terus dilakukan secara kombinasi antara penggunaan alat berat dan metode manual, bergantung pada kondisi di lapangan.

Nanang juga menyebutkan, pihak keluarga korban diperkenankan menyaksikan evakuasi secara terbatas melalui perwakilan agar proses pencarian tetap berjalan konsisten.

“Korban mulai terlihat setelah sebagian beton berhasil dipotong, sehingga akses cahaya masuk ke dalam runtuhan,” ujarnya.

Nanang juga menjelaskan jika operasi pembongkaran material reruntuhan bangunan dan pencarian korban akan terus dilakukan hingga 24 jam ke depan, dan diperkirakan secara matematis selesai Sabtu (4/10) sore.

Dalam operasi tersebut, tim lapangan menggunakan berbagai peralatan khusus, mulai dari search cam flexible Olympus, Xaver 400 wall scanner, hingga multi search leader. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga mengerahkan dukungan logistik dan peralatan, termasuk 200 kantong jenazah, 250 set alat pelindung diri, serta alat berat berupa crane, excavator breaker, truk jungkit hingga mobil ambulans.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement