Kamis 02 Oct 2025 02:50 WIB

Tiongkok Minta Suplai Jangka Panjang CPO dan Sarang Burung Walet dari Indonesia

Tiongkok meminta Indonesia untuk memasok CPO dan sarang burung walet jangka panjang, meningkatkan kerja sama ekonomi kedua negara.

Rep: antara/ Red: antara
Wamentan: RRT minta suplai jangka panjang CPO hingga sarang walet.
Foto: antara
Wamentan: RRT minta suplai jangka panjang CPO hingga sarang walet.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA, – Republik Rakyat Tiongkok (RRT) meminta Indonesia untuk memastikan suplai jangka panjang Crude Palm Oil (CPO) dan sarang burung walet, sebagai bagian dari penguatan kerja sama strategis kedua negara. Permintaan ini disampaikan dalam pertemuan antara Wakil Menteri Pertanian RI, Sudaryono, dan Wakil Menteri Pertanian dan Pembangunan Pedesaan RRT, Maierdan Mugaiti, di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta, pada Selasa (30/9).

Sudaryono menyatakan bahwa Tiongkok meminta jaminan suplai tidak hanya untuk CPO, tetapi juga karet alam dan sarang burung walet. “Tiongkok melihat kebutuhan minyak sawit di negara mereka meningkat, sementara Indonesia adalah produsen terbesar di dunia,” ujarnya. Permintaan ini menunjukkan peran kunci Indonesia dalam perdagangan pangan global.

Sudaryono, yang akrab disapa Mas Dar, menekankan pentingnya meningkatkan produktivitas sawit agar bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri dan mendukung program energi B50, sekaligus menjamin suplai ekspor. Pertemuan bilateral ini juga membahas peluang kerja sama pada komoditas lain, seperti hortikultura unggulan dan komoditas peternakan.

Berdasarkan data neraca perdagangan, Indonesia mencatat surplus perdagangan pertanian dengan Tiongkok sebesar 1,77 miliar dolar AS pada tahun 2024. Ekspor utama Indonesia meliputi kelapa sawit, sarang burung walet, karet, kelapa, dan kakao. Sudaryono menyatakan bahwa pemerintah berupaya membuka akses pasar langsung ke Tiongkok tanpa perantara, untuk meningkatkan efisiensi perdagangan.

Selain perdagangan, kedua negara juga menjajaki kolaborasi riset terkait pengembangan varietas padi unggul untuk lahan rawa dan pesisir berair payau. Sudaryono menekankan bahwa kerja sama ini harus menguntungkan Indonesia, dengan fokus pada peningkatan produksi, pengurangan impor, dan kesejahteraan petani.

Konten ini diolah dengan bantuan AI.

sumber : antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement